search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dampak Kemenangan Donald Trump Dapat Mengancam Perekonomian Bali
Jumat, 8 November 2024, 09:30 WITA Follow
image

bbn/net/Dampak Kemenangan Donald Trump Dapat Mengancam Perekonomian Bali.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat dapat menimbulkan dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, khususnya Bali, menurut analisis yang disampaikan oleh Prof. Ida Bagus Raka Suardana, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas).

Menurut Prof. Raka, kebijakan ekonomi proteksionis yang menjadi ciri khas pemerintahan Trump—seperti tarif tinggi pada impor dan potensi perang dagang dengan negara-negara besar, termasuk China—dapat mempengaruhi perdagangan internasional Indonesia. Ini berpotensi mengganggu ekspor-impor dan menyebabkan penurunan aliran barang dan jasa, yang berdampak langsung pada sektor pariwisata Bali yang sangat bergantung pada wisatawan asing.

Bali, sebagai destinasi wisata internasional, juga berisiko mengalami penurunan jumlah kedatangan wisatawan dari Amerika Serikat dan negara-negara lain yang terdampak oleh kebijakan proteksionis. Selain itu, ketegangan dalam hubungan dagang global dapat mengganggu rantai pasok barang, mempengaruhi harga barang, dan menyebabkan ketidakpastian ekonomi di kawasan tersebut.

Selain itu, Regional Chief Economist (RCE) BNI Wilayah 8 ini memprediksi bahwa potensi penguatan dolar AS akibat kebijakan Trump dapat menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah. Meskipun Bank Indonesia (BI) berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi pasar, penguatan dolar AS tetap berisiko memicu lonjakan harga barang impor dan mempengaruhi daya beli masyarakat, khususnya di Bali yang bergantung pada barang-barang impor untuk sektor pariwisata dan perhotelan.

Pelemahan rupiah juga dapat mendorong BI untuk mempertahankan suku bunga acuan yang tinggi, sebagai langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pasar keuangan Indonesia. Hal ini dapat mempengaruhi biaya pinjaman bagi pelaku usaha, termasuk sektor perhotelan dan pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali. 

Di sisi lain, kebijakan proteksionis dan ketidakpastian global berpotensi mengurangi aliran investasi asing, yang sangat dibutuhkan untuk pengembangan infrastruktur dan sektor pariwisata Bali.

Pada prospek kinerja perbankan Indonesia, Anggota Tim Perumus & Evaluasi Kebijakan BRIDA Kabupaten Badung ini juga mengungkapkan bahwa meskipun Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 berada di kisaran 4,8% hingga 5,6%, pencapaian target tersebut akan sangat bergantung pada faktor eksternal. Kebijakan ekonomi AS dan ketidakpastian global dapat mempengaruhi kemampuan sektor perbankan dalam menyalurkan kredit dan mengelola risiko.

Secara keseluruhan, Prof. Raka menekankan bahwa kemenangan Trump berpotensi membawa tantangan besar bagi perekonomian Indonesia, dengan Bali sebagai salah satu wilayah yang paling rentan terhadap dampak kebijakan luar negeri dan ekonomi AS. Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah Indonesia dan pelaku usaha di Bali segera mempersiapkan strategi adaptif guna menghadapi potensi perubahan ekonomi global yang semakin tidak menentu.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami