Ini Potensi Besar Jenis Ikan yang Bisa Dikembangkan di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BADUNG.
Bali memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi sektor perikanan dengan mengembangkan berbagai jenis ikan, baik di laut maupun air tawar. Beberapa komoditas ikan dinilai memiliki prospek ekonomi yang menjanjikan, terutama untuk pasar ekspor.
Menurut Pande Gde Sasmita, Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana (Unud), ikan tuna, cakalang, dan tongkol menjadi komoditas utama di sektor perikanan laut Bali. Ikan-ikan ini sangat diminati di pasar internasional berkat nilai ekonomisnya yang tinggi, khususnya untuk ekspor.
Selain itu, ikan kerapu seperti kerapu macan dan kerapu tikus, serta kakap putih, juga memiliki prospek cerah dalam budidaya laut karena permintaan internasional yang stabil. "Bali juga dapat mengembangkan ikan hias laut seperti clownfish dan angelfish untuk memenuhi pasar ekspor," tambah Sasmita.
Di sektor perikanan air tawar, ikan nila, lele, gurame, dan patin menjadi pilihan utama untuk budidaya, karena mudah dibudidayakan dan memiliki pasar yang luas, baik domestik maupun internasional.
Baca juga:
Potensi Ikan 1000 Ton, Tapi Minim Nelayan
"Komoditas seperti ikan sidat, yang bernilai tinggi, juga layak dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar Jepang dan Eropa," ungkapnya.
Potensi pengembangan ikan-ikan ini didukung oleh faktor ekologi, ekonomi, dan infrastruktur yang mendukung. Perairan Bali, khususnya di bagian selatan yang berbatasan dengan Samudra Hindia, merupakan jalur migrasi ikan pelagis seperti tuna, cakalang, dan tongkol, sehingga penangkapan ikan-ikan tersebut sangat potensial. Selain itu, keberadaan fasilitas pelabuhan seperti Pelabuhan Benoa mendukung aktivitas perikanan dengan standar internasional.
Untuk budidaya laut, kawasan perairan tenang di Nusa Penida dan Serangan sangat cocok untuk pengembangan keramba jaring apung untuk ikan kerapu dan kakap putih. Ikan-ikan ini memiliki nilai pasar tinggi, terutama di Asia dan Eropa.
Sementara itu, ikan air tawar seperti nila, lele, dan gurame dapat berkembang pesat di daerah dengan sumber air tawar melimpah, seperti Bangli dan Gianyar. Budidaya ikan-ikan ini relatif mudah, memiliki siklus panen cepat, dan permintaan pasar domestik yang stabil.
Sasmita juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam kegiatan perikanan. "Pelaku usaha diharapkan menggunakan alat tangkap ramah lingkungan dan menghindari praktik overfishing yang dapat merusak ekosistem laut. Pengelolaan hasil tangkapan juga perlu memperhatikan ukuran ikan yang layak tangkap agar populasi ikan tetap terjaga," jelasnya.
Selain itu, dalam budidaya, penting untuk mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pakan berkualitas dan pengelolaan limbah yang baik. Diversifikasi produk perikanan, seperti ikan fillet, abon, atau produk beku siap saji, juga diharapkan dapat meningkatkan daya saing di pasar internasional.
Kolaborasi dengan sektor pariwisata untuk mempromosikan produk perikanan lokal diharapkan dapat membuka pasar yang lebih luas dan memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi Bali. "Ini merupakan peluang besar untuk memperkuat sektor perikanan Bali dan meningkatkan perekonomian daerah," tutup Sasmita.
Editor: Robby
Reporter: bbn/aga