Bangkai Paus Sperma Seberat 3 Ton Terdampar di Pantai Banyuning Dikubur
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Seekor paus sperma terdampar di Pantai Banyuning, Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, pada Minggu (17/11/2024) pagi. Menanggapi laporan dari masyarakat setempat sekitar pukul 09.00 WITA, tim dari Resor KSDA Karangasem segera menuju lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.
Setibanya di lokasi, paus yang ditemukan ternyata sudah dalam keadaan mati. Jenis paus yang terdampar adalah Paus Sperma (Physeter macrocephalus), dengan panjang tubuh sekitar 12,65 meter, lebar badan 2,2 meter, dan diperkirakan memiliki berat antara 2 hingga 3 ton.
Kondisi paus saat ditemukan cukup memprihatinkan, dengan bagian tubuh yang rusak, termasuk rahang bawah yang terpotong, sirip punggung dan ekor yang juga terpotong, serta patah pada sirip kiri.
Kepala Balai KSDA Bali, Ratna Hendratmoko, menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dan nekropsi fisik, paus tersebut diperkirakan sudah mati lebih dari 24 jam sebelum ditemukan.
"Bangkai paus sudah dalam kondisi tidak lengkap dan menunjukkan tanda-tanda bahwa kematiannya sudah terjadi lebih dari 24 jam," ungkapnya.
Namun, upaya untuk mengevakuasi paus ke pantai untuk penguburan terkendala oleh kondisi akses menuju lokasi yang tidak memungkinkan dilalui alat berat. Oleh karena itu, proses penguburan yang direncanakan harus dihentikan pada pukul 20.00 WITA, mengingat hujan deras dan minimnya pencahayaan.
Pada hari berikutnya, Senin (18/11/2024), BKSDA Bali kembali melanjutkan penanganan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, seperti Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Polair Karangasem, Polsek Abang, Danramil Abang, Bakamla Karangasem, BPBD Karangasem, Sekcam Kecamatan Abang, Perbekel Desa Bunutan, serta masyarakat nelayan setempat.
Berdasarkan kesepakatan antar pihak, penguburan paus dilakukan di lokasi terdamparnya paus. Proses penguburan dimulai sekitar pukul 13.30 WITA dan disaksikan oleh semua pihak yang terlibat.
Ratna Hendratmoko juga memberikan apresiasi kepada masyarakat Desa Bunutan yang telah melaporkan penemuan paus tersebut dengan cepat dan membantu dalam proses penanganan.
"Kami sangat menghargai kerja sama dan kecepatan masyarakat setempat dalam melaporkan temuan ini. Penanganan mamalia besar seperti paus memerlukan koordinasi yang baik antara masyarakat dan pihak berwenang," tambahnya.
Sebagai langkah pencegahan dan penanganan yang lebih baik ke depan, Ratna juga mengimbau masyarakat Bali untuk segera melaporkan jika menemukan paus atau mamalia besar lainnya yang terdampar di pantai, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Laporan dapat disampaikan langsung ke Resor Balai KSDA Bali setempat.
Editor: Robby
Reporter: bbn/aga