search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kadispar Bali Sebut Penilaian Fodor's Tidak Utuh
Sabtu, 23 November 2024, 14:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/Kadispar Bali Sebut Penilaian Fodor's Tidak Utuh.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjok Bagus Pemayun, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap rekomendasi situs panduan perjalanan Fodor’s, yang menyarankan untuk tidak mengunjungi Bali pada tahun 2025. 

Dalam daftar yang dirilis Fodor's, Bali termasuk dalam 15 destinasi yang dianggap tidak layak dikunjungi tahun depan, dengan alasan adanya masalah overtourism (kepadatan wisatawan).

Pemayun menanggapi hal ini dengan tegas, mengatakan bahwa Bali masih merupakan destinasi yang sangat layak untuk dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. Menurutnya, penilaian Fodor’s terkait masalah overtourism tidak didasarkan pada kajian yang menyeluruh. 

“Saya rasa analisis mereka tidak utuh. Memang setelah pandemi, kunjungan wisatawan ke Bali meningkat, tetapi itu tidak bisa dianggap sebagai indikator utama bahwa Bali sudah mengalami overtourism. Bali memiliki banyak wilayah yang tidak padat pengunjung,” kata Pemayun saat dihubungi Jumat (22/11).

Pemayun menjelaskan bahwa kepadatan wisatawan lebih terkonsentrasi di daerah Bali Selatan, seperti Denpasar, Kuta, dan Seminyak, sementara wilayah lainnya seperti Bali Timur, Barat, dan Utara masih relatif sepi. 

"Jika kita lihat data, meskipun ada kemacetan di Bali Selatan, namun di bagian utara, barat, dan timur Bali, tidak ada masalah kepadatan. Oleh karena itu, tidak bisa dikatakan Bali mengalami overtourism secara keseluruhan," tegasnya.

Data kunjungan wisatawan juga menunjukkan bahwa meskipun jumlah wisatawan yang datang ke Bali cukup tinggi, yaitu sekitar 6,2 juta per tahun dengan tingkat hunian hotel rata-rata 80%, angka ini masih terbilang wajar. 

"Pada peak season, tingkat hunian hotel bisa mencapai 90%, namun rata-rata, ini masih jauh dari kategori overtourism. Dan jumlah kamar hotel yang tersedia juga masih mencukupi," tambah Pemayun.

Untuk mengatasi masalah kepadatan, Dinas Pariwisata Bali telah merancang pola perjalanan wisata yang lebih tersebar di seluruh pulau. "Kami bekerja sama dengan Universitas Udayana dan Asita untuk mempromosikan wisata ke Bali bagian timur, barat, dan utara. Kami ingin agar wisatawan tidak hanya terkonsentrasi di Bali Selatan," jelasnya.

Pemayun juga menyampaikan bahwa upaya untuk menjaga keberlanjutan pariwisata di Bali tengah dilakukan, termasuk dengan penataan kawasan dan pengelolaan lahan yang lebih baik. 

"Kami sudah mulai menata Bali dan berupaya mengelola pariwisata dengan lebih bijaksana. Bali tetap sangat layak untuk dikunjungi, tidak hanya sekarang, tetapi juga di masa mendatang," pungkasnya.

Sebelumnya, Fodor's merilis daftar destinasi wisata yang disarankan untuk dipertimbangkan ulang kunjungannya pada tahun 2025. Bali, sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di dunia, menjadi sorotan dalam rekomendasi tersebut karena dianggap mengalami masalah kepadatan wisatawan. Namun, Pemayun menegaskan bahwa Bali masih menyimpan banyak potensi wisata yang bisa dinikmati dengan lebih merata di seluruh pulau. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami