Wayan Limbak Pencipta Tari Kecak yang Mendunia, Setia Nyapu di Pura Samuan Tiga
bbn/sejarahbali.com/religionlove/Yanik Jiwa Negara/Wayan Limbak Pencipta Tari Kecak yang Mendunia, Setia Nyapu di Pura Samuan Tiga.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Wayan Limbak, seorang seniman legendaris asal Bali, dikenal luas sebagai tokoh utama di balik lahirnya Tari Kecak, yang kini telah menjadi ikon budaya Indonesia di mata dunia.
Berasal dari Banjar Marga Bingung, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar, Bali, Limbak bersama dengan pelukis asal Jerman, Walter Spies, menciptakan tarian yang kini dikenal oleh masyarakat global.
Kisah lahirnya Tari Kecak berawal dari tarian sakral Sang Hyang, yang merupakan bagian dari upacara keagamaan di Pura Goa Gajah, Bedulu, Gianyar. Tarian tersebut dipilih sebagai dasar untuk sebuah karya seni baru, yang kemudian dipadukan dengan cerita epik Ramayana, menciptakan format baru yang unik dan memikat.
Baca juga:
Wayan Limbak, Pencipta Tari Kecak
Pada awal penciptaannya, Tari Kecak hanya dibawakan oleh sekitar 40 orang penari dari masyarakat Bedulu, yang tergabung dalam sekaa (kelompok) Cak. Tari ini pertama kali dipentaskan untuk para tamu asing yang diundang oleh Walter Spies, yang sebelumnya berkolaborasi dengan Limbak.
Keunikan utama Tari Kecak terletak pada cara musik pengiringannya yang khas, di mana para penari menghasilkan irama dengan mengucapkan "cak cak cak" secara bersahut-sahutan. Teknik ini menggantikan penggunaan instrumen musik, menjadikan Tari Kecak berbeda dari tarian Bali lainnya.
Wayan Limbak memiliki peran penting dalam mengenalkan Tari Kecak ke dunia internasional. Lewat dedikasinya, Tari Kecak tidak hanya dikenal di Bali, tetapi juga turut meraih perhatian dunia melalui berbagai festival internasional yang ia ikuti. Seiring waktu, Tari Kecak menjadi salah satu atraksi wisata budaya yang paling terkenal dan diminati di Indonesia.
Meski telah berusia hampir seratus tahun, semangat I Wayan Limbak terhadap seni tidak pernah pudar. Setiap hari, ia masih setia menjalankan aktivitas sehari-hari di Pura Samuan Tiga, seperti ngayah menyapu halaman pura. Bahkan di usia senjanya, Limbak masih dapat menarikan karakter Kumbakarna dengan gerakan khas, seperti nengkleng, ngulap-ulap, dan ngecak.
Wayan Limbak meninggal pada 31 Agustus 2003 di usia 106 tahun, di desa kelahirannya, Bedulu, Gianyar. Meski telah berpulang, karya dan dedikasinya dalam memperkenalkan Tari Kecak akan terus dikenang sebagai warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi Indonesia dan dunia. (sumber: liputan6.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net