Dampak Cuaca Ekstrem, Petani Cabai di Bangli Gagal Panen
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, BANGLI.
Meskipun harga cabai di pasar tengah melambung tinggi, petani justru terpuruk akibat dampak cuaca ekstrem yang menyebabkan gagal panen.
Hal ini dirasakan oleh Made Artana, seorang petani cabai asal Banjar Sala, Desa Abuan, Susut, Bangli. Cuaca yang tak menentu mengakibatkan sebagian besar tanaman cabai miliknya terserang penyakit, mulai dari busuk batang hingga antraknosa, yang menyebabkan buah cabai membusuk sebelum sempat dipanen.
Baca juga:
Harga Cabai di Karangasem Tembus Rp105 Ribu
Artana mengungkapkan, tanaman cabainya terserang busuk batang yang menyebabkan tanaman layu dan mati. Bahkan, penyakit antraknosa turut menyerang buah cabai, menjadikan buah-buah tersebut busuk.
Meski harga cabai di pasaran saat ini sangat menjanjikan, berkisar antara Rp60 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram, Artana tidak dapat menikmati keuntungan tersebut karena hasil panennya hampir seluruhnya gagal.
Meskipun telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dampak cuaca ekstrem, seperti penyemprotan pestisida dan seleksi buah yang terkena penyakit, dari 2.000 pohon cabai yang ditanam, hampir semuanya terserang penyakit.
Untuk mengurangi kerugian, Artana terpaksa memanen cabai yang masih muda dan layak jual, meskipun harganya jauh lebih rendah, hanya Rp 25 ribu per kilogram.
Artana mengaku semangatnya untuk merawat tanaman cabai mulai menurun, mengingat usaha pengobatan dengan menggunakan fungisida dan insektisida sering kali sia-sia, tergerus oleh hujan deras. Saat ini, ia hanya bisa pasrah dan berusaha sebaik mungkin untuk mengurangi kerugian yang dialami.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/bgl