search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pelaku TPPO Asal Buleleng Terdeteksi di Kamboja
Selasa, 25 Maret 2025, 15:49 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pelaku TPPO Asal Buleleng Terdeteksi di Kamboja.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Kapolres Buleleng AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi menjenguk korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Myanmar, Nengah Sunaria, pada Selasa (25/3).

Kapolres mendatangi kediaman korban di Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng, untuk mendengar langsung pengalaman pahit yang dialaminya. Sunaria awalnya dijanjikan bekerja di restoran, tetapi ternyata dipaksa menjadi scam love, menipu orang dari berbagai negara.

Selama di Myanmar, Sunaria mengalami penyiksaan hampir setiap hari. Ia dipukuli dengan besi dan kayu, disiram air jika mengantuk saat bekerja, bahkan disetrum. Penyiksaan ini berlangsung sejak Agustus 2024.

Mendengar cerita tersebut, AKBP Widwan mengaku sangat sedih dan berempati. Ia berjanji akan menangani kasus ini secara serius dengan melakukan penyelidikan lebih lanjut. Saat ini, pelaku penyalur TPPO berinisial Komang B terdeteksi berada di Kamboja.

"Kami sudah koordinasikan penanganan kasus ini ke Bareskrim, termasuk Kementerian Luar Negeri, karena kasus ini sudah lintas negara," ujarnya.

Saat ini, polisi telah memeriksa 10 saksi, termasuk saksi pelapor, pihak maskapai, dan Imigrasi terkait perjalanan paspor korban.

"Untuk dua korban asal Buleleng, kami beri waktu istirahat dulu. Setelah Hari Raya Nyepi, mereka akan kami mintai keterangan," tambahnya.

AKBP Widwan juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam memilih agen penyalur tenaga kerja. Ia meminta masyarakat untuk selalu berkoordinasi dengan instansi terkait dan tidak mudah tergiur dengan janji gaji besar.

Sementara itu, Sunaria mengaku masih trauma akibat siksaan yang dialaminya. Ia hanya bisa tidur satu atau dua jam setiap malam.

"Tiap bangun tidur itu rasanya masih seperti berada di Myanmar," keluhnya.

Sebelum berangkat ke Myanmar, Sunaria bekerja di restoran di Denpasar. Ia kemudian mendapat tawaran dari Komang B, yang merupakan tetangganya, untuk bekerja di restoran luar negeri dengan biaya Rp5 juta. Karena percaya dengan pelaku, ia pun menerima tawaran tersebut tanpa curiga.

"Niat saya ingin memperbaiki ekonomi keluarga. Uang Rp5 juta itu hasil pinjaman. Tidak menyangka ternyata jadi begini," ungkapnya.

Sebelumnya, Sunaria juga pernah ditipu oleh agen tenaga kerja lain hingga kehilangan uang Rp58 juta dengan janji keberangkatan ke Australia. Rangkaian kejadian ini membuatnya enggan bekerja di luar negeri lagi.

"Sudah pupus keinginan untuk kerja di luar negeri. Sudah di Bali saja. Tapi untuk sekarang mau istirahat dulu," tandasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rat



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami