7 Fakta Mengejutkan tentang Efek Samping Masker Herbal Terlalu Sering
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Menggunakan masker herbal terlalu sering bisa memberikan efek samping yang tidak kamu duga sebelumnya. Walaupun masker berbahan alami sering dianggap aman dan bebas risiko, nyatanya penggunaan yang berlebihan tetap membawa dampak negatif bagi kesehatan kulit kamu.
Artikel yang dikutip dari situs pafibontangkota.org ini akan mengungkap fakta mengejutkan tentang efek samping masker herbal terlalu sering.
1. Iritasi dan Peradangan Kulit karena Penggunaan Berlebih
Kulit wajah memiliki batas toleransi terhadap zat aktif dalam bahan herbal seperti kunyit, lidah buaya, atau daun sirih. Menurut hasil penelitian oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), penggunaan masker herbal lebih dari tiga kali seminggu meningkatkan risiko peradangan mikro pada kulit, terutama bagi mereka dengan jenis kulit sensitif.
Kandungan zat aktif seperti kurkumin pada kunyit memang memiliki efek antiinflamasi. Namun jika diaplikasikan terus-menerus tanpa jeda, kulit bisa mengalami overexposure, mengakibatkan kemerahan, rasa terbakar, dan ketidakseimbangan pH.
2. Penyumbatan Poros dan Timbulnya Komedo
Efek samping masker herbal terlalu sering lainnya adalah penumpukan residu yang menyumbat pori-pori. Banyak orang menganggap masker herbal tidak meninggalkan bekas seperti masker kimia, padahal residu herbal dari bahan seperti bengkoang atau pepaya bisa menumpuk jika tidak dibersihkan sempurna.
Penelitian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menyatakan bahwa tekstur masker berbasis buah cenderung meninggalkan partikel kecil yang sulit larut dalam air. Penggunaan berulang menyebabkan komedo tertutup yang kemudian berkembang menjadi jerawat.
3. Kulit Menjadi Terlalu Kering atau Sebaliknya Berminyak
Masker herbal memiliki karakteristik menarik kelembapan atau menyerap minyak. Daun teh hijau dan jeruk nipis sering digunakan untuk mengatasi kulit berminyak. Namun jika digunakan terlalu sering, efeknya bisa sebaliknya.
Laporan dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran menunjukkan bahwa penggunaan masker berbasis asam sitrat secara intens dapat mengurangi produksi minyak alami kulit hingga 40%, menyebabkan kulit kering dan pecah-pecah. Sebaliknya, bagi kulit yang mencoba mengimbanginya, justru memproduksi minyak berlebih.
4. Menurunnya Elastisitas Kulit Secara Bertahap
Kamu mungkin berpikir semakin sering menggunakan masker, kulit akan semakin kencang. Namun faktanya, penggunaan berlebihan justru dapat menurunkan elastisitas kulit secara perlahan.
Hal ini disebabkan oleh stres oksidatif akibat eksposur senyawa herbal tertentu dalam durasi lama. Penelitian dari Universitas Airlangga menyebutkan bahwa masker herbal berbahan dasar kopi jika digunakan terlalu sering dapat merusak kolagen mikro pada kulit, menyebabkan garis halus muncul lebih cepat.
5. Sensitisasi dan Reaksi Alergi yang Berkembang
Efek samping masker herbal terlalu sering berikutnya adalah terjadinya sensitisasi kulit terhadap bahan alami yang sebelumnya tidak menimbulkan masalah. Ini disebut sebagai reaksi delayed hypersensitivity, di mana tubuh secara bertahap mulai menganggap bahan tersebut sebagai "ancaman".
Misalnya, banyak orang yang awalnya cocok menggunakan masker dari daun pandan atau jahe mengalami ruam setelah pemakaian yang intens. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hasanuddin mencatat bahwa frekuensi paparan bahan aktif alami memicu 18% kasus dermatitis kontak dalam studi populasi remaja wanita.
6. Gangguan Mikrobiota Alami Kulit
Kulit kamu punya lapisan pelindung alami berupa mikrobiota yang membantu menjaga keseimbangan dan melawan bakteri jahat. Sayangnya, penggunaan masker terlalu sering – meski herbal – dapat mengganggu keberadaan mikroorganisme baik tersebut.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) mengungkapkan bahwa masker berbahan kunyit, jika digunakan setiap hari selama lebih dari dua minggu, mampu mengurangi keberagaman mikrobiota hingga 60%. Ini berpotensi membuat kulit lebih mudah iritasi dan terserang infeksi ringan.
7. Kegagalan dalam Perawatan Jangka Panjang
Terakhir, yang jarang disadari adalah efek jangka panjang dari penggunaan masker herbal yang terlalu sering bisa menghambat regenerasi kulit alami. Akibatnya, kulit tampak kusam, tidak segar, dan justru terlihat lebih tua.
Penelitian dalam publikasi artikel oleh Universitas Diponegoro menunjukkan bahwa kulit yang terus-menerus diberi perawatan topikal tanpa periode istirahat menunjukkan penurunan regenerasi sel sebesar 23% dibandingkan kulit yang diberi jeda 2–3 hari dalam seminggu.
Kesimpulan
Menggunakan masker herbal memang bisa menjadi bagian dari rutinitas perawatan kulit yang menyenangkan dan menenangkan. Namun, sebagaimana pepatah mengatakan “yang berlebihan tidak pernah baik,” penggunaan masker herbal terlalu sering bisa menyebabkan lebih banyak masalah daripada manfaat.
Kamu sebaiknya memahami batasan dan kondisi kulitmu sendiri sebelum rutin menggunakan masker, bahkan yang berbahan alami sekalipun. Memberi waktu istirahat pada kulit, memilih bahan herbal sesuai kebutuhan, dan memperhatikan cara pemakaian yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan kulitmu.
Dengan informasi yang telah kamu ketahui, sekarang kamu bisa menjadi pengguna masker herbal yang lebih cerdas dan bijak. Jangan mudah percaya mitos, dan selalu cek referensi dari penelitian yang kredibel sebelum mencoba tren perawatan kulit apa pun. Kulit sehat bukan soal seberapa sering kamu rawat, tapi bagaimana kamu memperlakukannya dengan penuh perhatian.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/adv