search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Festival Spiritual Bali Gaet Anak Muda Hadapi Krisis Mental
Kamis, 1 Mei 2025, 15:42 WITA Follow
image

beritabali/ist/Festival Spiritual Bali Gaet Anak Muda Hadapi Krisis Mental.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

BaliSpirit Festival 2025 tak hanya menghadirkan sajian spiritual dan budaya kelas dunia, tetapi juga menaruh perhatian serius pada isu kesehatan mental dan gaya hidup sehat, khususnya di kalangan generasi muda. Dalam jumpa pers yang digelar di The Ambengan Tenten, Denpasar, Kamis 1 Mei 2025.

Menyoroti tingginya angka bunuh diri di Bali yang dipandang sebagai akumulasi dari berbagai persoalan yang tidak tertangani dengan baik, termasuk tekanan sosial dan minimnya edukasi tentang kesehatan mental.

“Masalah bunuh diri bukan hal sepele. Ini adalah hasil dari berbagai tekanan yang tidak ditangani sejak dini. Di BaliSpirit Festival, kami ingin mengambil bagian dengan memberikan ruang edukasi dan healing, terutama bagi anak-anak muda,” ujar Co Founder Bali Spirit Festival, I Made Gunarta.

Sebagai bentuk konkret, BaliSpirit Festival 2025 melibatkan pelajar SMA dalam program edukatif yang mengajarkan tentang waste management atau pengelolaan sampah yang benar. Melalui kegiatan ini, para siswa diajak memilah sampah sejak awal, serta memastikan limbah dikirim ke tempat pengolahan yang tepat.

“Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga pembentukan karakter. Anak-anak diajak peduli, bertanggung jawab, dan hidup lebih selaras dengan alam. Itu bagian dari penyembuhan dan pembentukan mental yang sehat,” lanjutnya.

Selain itu, festival ini juga memberlakukan aturan ketat terkait konsumsi makanan. Seluruh area festival bebas dari makanan cepat saji dan bahan yang mengandung MSG. Sebagai gantinya, pengunjung hanya akan menemukan makanan organik, sehat, dan mendukung gaya hidup spiritual yang lebih baik.

“Untuk bisa sehat secara mental dan spiritual, tubuh juga harus diberi asupan yang baik. Makanan kami kurasi ketat, karena kesehatan itu holistik,” ujarnya.

Seluruh pendekatan ini berlandaskan pada filosofi Tri Hita Karana, sebuah konsep keseimbangan antara hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam yang menjadi jiwa dari BaliSpirit Festival.

Kebangkitan Spiritualitas dan Yoga untuk Dunia

Dalam jumpa pers BaliSpirit Festival 2025 yang digelar di The Ambengan Tenten, Kamis 1 Mei 2025, tokoh spiritual Bali, Ketut Arsana, membagikan kisah perjalanan spiritualnya yang menyentuh, sekaligus menggugah kesadaran akan pentingnya yoga sebagai jalan kembali pada jati diri manusia.

Datang dari keluarga penyembuh, Ketut Arsana adalah pendiri Om Ham Retreat yang telah mengabdikan hidupnya untuk dunia penyembuhan dan spiritualitas. Dalam kesaksiannya, ia mengungkap titik balik kehidupannya yang terjadi setelah mengalami pengalaman mendekati kematian dan diselamatkan oleh kakeknya secara spiritual.

“Tahun 1979 saya sudah mengajar yoga di TVRI. Saat itu belum ada yang tertarik, bahkan tak banyak yang memahami manfaat yoga. Ibu Megan adalah salah satu murid awal saya. Tapi saya mengajar bukan karena tren, saya datang dari hati,” ujarnya.

Ketut Arsana menyampaikan bahwa Bali memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan spiritual dunia, terutama menghadapi zaman Kaliyuga—era ketika manusia mulai kehilangan jati dirinya. 

“Ada celoteh bahwa Surya terakhir adalah Bali. Tempat ini telah disiapkan untuk membimbing manusia kembali ke sumber hidup sejatinya,” ucapnya.

Menurutnya, Bali bukan hanya destinasi wisata, tapi mandala spiritual dunia. Ia menjelaskan bahwa para orang suci zaman dahulu melakukan yoga di sembilan penjuru mata angin Bali, menciptakan energi keseimbangan yang hingga kini masih bisa dirasakan. 

“Bali artinya mencari kesejatian diri. Yoga adalah jalan untuk menemukan Tuhan di dalam diri, menyatu dengan sumber kehidupan,” katanya.

Ketut Arsana juga menyinggung pentingnya menyatukan spirit dan kecerdasan agar praktik spiritual tidak melenceng. 

“Yoga yang seimbang akan menjaga kita dari mabuk spiritual yang ujungnya justru membawa sengsara. Perbaikan dunia harus dimulai dari dalam diri. Satu insan yang sadar bisa memengaruhi ratusan lainnya jika ia bergerak dari hati,” tegasnya.

Ia juga membuka wacana tentang ajaran tantra dari leluhur Bali, yang selama ini masih dianggap tabu. 

“Tantra bukan semata tentang kenikmatan, tapi jalan penyatuan dengan Tuhan. Di Bali, leluhur sudah mengajarkan tantra sebagai jalan menuju moksa—kebebasan dan kebahagiaan sejati,” jelasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami