search
light_mode dark_mode
PKB ke-47, Sanggar Seni Paras Paros Kedonganan Angkat Sosok Ratu Gede Bagus Pengenter

Senin, 7 Juli 2025, 09:49 WITA Follow
image

beritabali/ist/PKB ke-47, Sanggar Seni Paras Paros Kedonganan Angkat Sosok Ratu Gede Bagus Pengenter.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Suasana magis menyelimuti Kalangan Ayodya, Taman Budaya Art Center Denpasar pada Sabtu malam (5/7/2025). 

Sanggar Seni Paras Paros, Banjar Ketapang, Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, menampilkan Rekasadana (Pagelaran) Barong Landung bertajuk “Pula-Pala” dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII.

Tak sekadar hiburan, pagelaran ini mengandung pesan filosofis mendalam. “Pula-Pala” bermakna segala sesuatu yang tumbuh berasal dari benih yang ditanam. Pesan spiritual ini dituangkan dalam dramatari penuh makna, berpijak dari kearifan lokal masyarakat pesisir Kedonganan.

Cerita “Pula-Pala” merupakan ungkapan rasa syukur kepada Ratu Gede Bagus Pengenter, sosok spiritual yang diyakini berstana di Puri Tegeh Gumi. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, beliau dipuja sebagai penjaga harmoni alam, penolak bala, sekaligus pemberi berkah bagi hasil laut, kesuburan ternak, dan ketenteraman desa.

Kisah bermula dari perjalanan spiritual Ki Dukuh Kawia, tokoh suci yang memperoleh sabda saat tapa semadi. Ia lalu memimpin masyarakat melaksanakan Tari Rejang Patedun sebagai wujud bhakti dan permohonan akan hadirnya Taru Pule, pohon suci yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk mewujudkan tapakan Barong Landung, simbol pelindung desa dan penjaga keseimbangan semesta.

“Ini bukan hanya tentang pohon atau media ritual, tapi tentang niat dan kesucian yang kita tanam dalam hati,” ujar sang sutradara dan koordinator pagelaran, Wayan Adi Saputra, S.Sn. “Apa yang tumbuh dari niat suci akan menjadi warisan spiritual yang tak ternilai,” tambahnya.

Wayan Adi menjelaskan bahwa tema “Pula-Pala” lahir dari keseharian masyarakat Kedonganan. “Kami mencoba mengangkat lokal genius yang ada di desa kami, dan mentransformasikannya ke dalam karya seni. Ini adalah cara kami merawat budaya dan menyampaikan pesan penting, yakni manusia harus menjaga alam, maka alam pun akan menjaga kita,” jelasnya.

Apresiasi juga disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Badung dan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali atas dukungan kepada seniman lokal.

"Adanya kategori Barong Landung dalam PKB tahun ini membuat kami sangat antusias. Kami sangat berterima kasih karena sudah difasilitasi untuk mengekspresikan seni dan tradisi kami,” tuturnya.

Proses kreatif menuju pentas ini berlangsung sejak April hingga Juni 2025. Selama tiga bulan, para seniman berlatih intens untuk menyiapkan garapan berdurasi satu jam ini. Total, pagelaran melibatkan 18 penabuh, 1 orang penembang (gerong), dan 10 penari yang tampil penuh penghayatan.

Dengan tata artistik memikat, kostum sakral, dan kekuatan dramatik, pertunjukan ini mendapat sambutan hangat dari penonton. Gemuruh tepuk tangan pun mengiringi akhir pagelaran sebagai bentuk apresiasi atas totalitas Sanggar Seni Paras Paros.

“Pula-Pala” tidak hanya menjadi tontonan budaya, tetapi juga pengingat spiritual pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam semesta. Seperti benih yang ditanam, karya ini diharapkan tumbuh dalam kesadaran generasi mendatang sebagai bagian dari warisan budaya Bali.

Editor: Redaksi

Reporter: Diskominfo Badung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami