search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Made Djirna Hadirkan Instalasi Perahu dan Naga di Ubud Art Ground
Kamis, 10 Juli 2025, 17:57 WITA Follow
image

beritabali/ist/Made Djirna Hadirkan Instalasi Perahu dan Naga di Ubud Art Ground.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Seniman kontemporer asal Bali, Made Djirna, menghadirkan sebuah karya instalasi yang bukan hanya menarik secara visual, tetapi juga menggugah kesadaran, bertajuk ‘Transient-Continuous (Numpang Lewat–Berkelanjutan)’.

Dalam karya ini, Djirna membangun perahu dan naga dari bahan-bahan alami seperti kayu, batu, tanah liat, dan serat yang menyimpan jejak alam, sejarah, serta ingatan. Karya tersebut menjadi penanda eratnya hubungan manusia dengan lingkungan tempat ia tumbuh.

Tidak sekadar menjadi objek seni, instalasi ini menjadi ruang pengalaman batin yang melintasi ruang dan waktu. Perahu dengan sejumlah gelondongan kayu di atasnya menjadi simbol perjalanan, transisi, dan kelahiran kembali—juga menggambarkan manusia yang selalu mengusung beban masa lalu.

Di bagian lain, bangunan bertingkat dihiasi kain Dewata Nawa Sanga berwarna-warni melambangkan masa kini yang terus berubah dinamis, sebagaimana Bali yang bercita-cita menjaga keberlanjutan dengan berpijak pada akar tradisi kuat.

Sosok naga dalam karya ini hadir sebagai simbol kekuatan spiritual yang diyakini masyarakat Bali sebagai penjaga alam semesta dan pelindung dari energi buruk.

Djirna juga memamerkan instalasi di dalam ruang pamer Gudang Kayu, menyandingkan karya-karya di luar dan dalam ruang sebagai refleksi buana agung (makrokosmos) dan buana alit (mikrokosmos). Karya ini mengajak pengunjung memahami bahwa manusia adalah bagian kecil dari semesta, namun memiliki peran besar dalam menjaga harmoni dan keseimbangan alam.

Menurut Djirna, manusia dalam hidupnya hanyalah sementara, menumpang lewat dalam ruang dan waktu, namun memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai dan lingkungan sekitarnya.

“Betapa penting menjaga harmoni dengan alam, menghormati tradisi, menghadapi tantangan masa depan,” ujar Djirna tentang karyanya yang juga merupakan pengembangan dari karya 'Numpang Lewat' di Museum ARMA Ubud.

Pameran ini merupakan bagian dari Ubud Art Ground, sebuah platform seni bertema ‘Parallels: Legacies in Flux’ yang berlangsung di Batu Kurung Estate, Kedewatan, Ubud. Pameran perdana ini akan dibuka resmi pada Jumat, 11 Juli 2025.

Kurator Farah Wardani menyebut pameran ini menampilkan karya dari 51 seniman yang menggambarkan dinamika warisan tradisi dan lahirnya seniman muda kontemporer pascapandemi Covid-19.

Farah secara khusus menunjuk Made Djirna sebagai figur sentral dalam pameran kali ini.

Menurutnya, Djirna bukan hanya representasi kesinambungan nilai-nilai tradisi dalam seni rupa Bali, tetapi juga sosok perekat antar-generasi yang melalui pencapaiannya mampu menjembatani eksplorasi budaya Bali dengan ekspresi seni kontemporer.

Pameran ini dapat dikunjungi mulai Sabtu, 12 Juli hingga 10 Agustus 2025, serta menampilkan karya dari 20 seniman Central Academy of Fine Arts (CAFA) Beijing yang mengeksplorasi inovasi seni lukis tradisional Tiongkok dalam konteks seni modern, di bawah kurasi Profesor Qiu Ting.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami