Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Jimbaran Hijau Mengedepankan Gerakan "Cultural Integrity dan Authentic Community" di Ideafest 2025
beritabali.com/ist/Jimbaran Hijau Mengedepankan Gerakan "Cultural Integrity dan Authentic Community" di Ideafest 2025
BERITABALI.COM, JAKARTA.
Berlangsung dari tanggal 31 Oktober hingga 2 November 2025 di JCC Senayan, Ideafest 2025 berhasil mengumpulkan berbagai macam "thought leaders" dari berbagai negara. Gelaran konferensi dan gelar wicara (talkshow) premier bertema "Cultivate The Culture" ini menjadi platform kritis dalam membentuk gagasan-gagasan yang baik bagi masa depan. Dalam salah satu forumnya, Jimbaran Hijau beserta Jimbaran Hub sebagai pusat kegiatan kebudayaannya, menegaskan visi dan posisi mereka sebagai gerakan proaktif untuk kemajuan/progres yang berkelanjutan dan "culturally-grounded".
Kepemimpinan Jimbaran Hijau tampil cemerlang dalam dua sesi penting yang membedah esensi dari pengembangan atau development di era modern. Sesi pertama, bertajuk Building Space ≠ Building Community: How to Build for Belonging mengundang Mahanugra Kinzana, Head of Business & Commercial Jimbaran Hijau, untuk membicarakan "spacemaking" bersama dengan Popo (CEO Mbloc Space), Asa (CEO Samsara Group), dan Metta Setiandi (founder The Met Glodok). Dalam dialog yang mengeksplor cara mengubah ruang-ruang fisik menjadi ekosistem yang hidup, Mahanugra memfokuskan perbincangannya pada bagaimana Jimbaran Hub menghidupi dan dihidupi oleh komunitas warga di sekitarnya, utamanya dalam konteks Bali beserta tantangan pariwisatanya.
Nugra, sapaan akrabnya, bercerita tentang tantangan dan peluang dalam mendirikan komunitas "genuine" yang tumbuh dan besar di tengah-tengah hotspot pariwisata global. “Sebuah ruang akan menjadi komunitas jika koneksi yang otentik itu dirawat. Kami membangun ekosistem kreatif dan entrepeneurial dengan menghubungkan inovasi lokal dengan jaringan global, sembari melestarikan nilai-nilai utama dari pulau kami. Pertanyaannya bukan bagaimana membangun ekosistem tersebut untuk warga, melainkan bersama warga, memastikan bahwa identitas lokal ini menguat via pertukaran global.”
Jimbaran Hub adalah "contemporary village center" yang hidup dengan detak gerakan kebudayaan. Secara aktif, ruang ini menciptakan rasa memiliki (belonging) melalui pengalaman terkurasi dan koneksi antarwarga. Gerakan ini dirayakan tahunan oleh puncak pesta rakyat bertajuk Jimbafest, didukung oleh gabungan konferensi bisnis dan festival showcase industri musik internasional bernama AXEAN Festival, dan gelaran rutin komunitas dimana ekosistem dinamis di mana kultur lokal dan pertukaran global diciptakan dan hidup bersama.
Sesi kedua bertajuk Developing Bali in the Context of Culture, Future, Nature menggali persimpangan kritis yang kini tengah dihadapi oleh pulau dewata. Dr. Putu Agung Prianta selaku CEO Jimbaran Hijau, menawarkan perspektif penting pelaku industri dan developer di panel yang terdiri dari Prof. Darma Putra (founder Jurnal Kajian Bali dan Guru Besar Universitas Udayana), Maria Mutiara (founder The Rahayu Project), dan dimoderatori oleh Johan Tandoko (Direktur Eksekutif Makadaya Impact Center). Diskusi tersebut membayangkan ulang masa depan Bali, sembari mencari gagasan agar pulau seribu pura ini dapat berevolusi tanpa harus mengorbankan esensi kultural dan alaminya.
Dr. Agung, sapaannya, menyampaikan sikap tegasnya terhadap pembangunan yang pesat namun menyeragamkan, sehingga berisiko menghapus karakter unik Bali. Ia menyampaikan dasar falsafahnya yang menyambut kebutuhan kontemporer tanpa harus membahayakan otentisitas lokal. “Kita harus menggugat ulang ide yang menganggap bahwa modernitas berarti menghapus tradisi. Modernitas bisa berpadu dengan nilai tradisi, kuncinya ada di menemukan balance-nya. "Approach" kami di Jimbaran Hijau adalah creating a sense of place, supaya Bali tetap terasa seperti di Bali.” Agung Prianta menambahkan, “Kami melakukannya dengan mengadopsi dan mengintegrasikan vernacular architecture dan prinsip-prinsip filosofis Bali dalam development dan design kami. Kami adalah bukti bahwa progres dan cultural integrity bukanlah hal yang terpisah.”
Jimbaran Hijau sendiri merupakan perwujudan dari filsafat ruang dalam rancang serta cipta lingkungan. Pembangunan yang digarap oleh Jimbaran Hijau menunjukkan bahwa pengembangan bisa menghormati identitas Bali melalui "vernacular architecture", sebagaimana tampak dalam pengembangan Natadesa Resort Residence. Selain itu, Jimbaran Hijau juga menjadi rumah bagi beragam ekspresi artistik melalui program rutin kesenian di lingkungannya, dengan mengajak komunitas dan warga seni Bali. Sebagai kawasan, portofolio Jimbaran Hijau turut mendunia dengan adanya Raffles Bali, dengan standar wellness dan hospitality bertaraf global dan telah meraih dua Michelin Keys, membuktikan bahwa autentisitas dan excellence tidak dapat terpisahkan.
Keterlibatan Jimbaran Hijau dalam panggung Ideafest 2025 menegaskan posisinya sebagai "thought leader" dan penggagas gerakan yang didekasikan untuk sebuah model kemajuan yang lebih harmonis—di mana budaya dirawat, koneksi dipelihara, dan pembangunan memperkaya semangat dan jiwa suatu tempat secara unik.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/tim
Berita Terpopuler
Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 1480 Kali
Turis Somalia Ngamuk Tuduh Sopir Curi HP, Ternyata Terselip di Jok Mobil
Dibaca: 1329 Kali
Anggota BNNK Buleleng Terciduk Konsumsi Sabu
Dibaca: 1218 Kali
Pedagang Pasar Kumbasari Cemas Tukad Badung Meluap Lagi
Dibaca: 1070 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem