search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS: Cina Ingin Rebut Taiwan Dalam Waktu Dekat
Kamis, 27 Oktober 2022, 14:06 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/AS: Cina Ingin Rebut Taiwan Dalam Waktu Dekat

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Amerika Serikat mengklaim Cina telah melanggar status quo soal Taiwan dan berniat ingin buru-buru merealisasikan reunifikasi dengan wilayah itu. Status quo yang dimaksud adalah soal relasi AS dan Taiwan. 

Selama ini, AS memegang teguh prinsip satu Cina dengan mengakui Beijing tetapi tetap menjaga hubungan dekat dengan Taiwan. AS juga telah lama menjadi pemasok senjata dan bantuan keamanan bagi Taiwan dalam pertahanan. 

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, mengatakan status quo tersebut telah membantu memastikan tak akan ada konflik antara AS dan Cina soal Taiwan. Tetapi, belakangan Cina semakin melupakan status quo tersebut.

"Apa yang berubah adalah keputusan pemerintahan di Beijing yang menganggap status quo tak bisa diterima lagi," Kata Blinken pada Rabu (26/10) seperti dikutip AFP.

Ia kemudian berujar, "Bahwa mereka (Cina) ingin mempercepat proses yang mana mereka akan mengejar reunifikasi."

Menurut Blinken, Cina telah melakukan pemaksaan dan mempersulit hidup Taiwan melalui berbagai cara.

"Harapannya akan mempercepat reunifikasi, tetapi juga menahan kemungkinan, jika itu berhasil, menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka," ujar Blinken lagi.

Lebih lanjut, diplomat top AS itu mengatakan status quo juga memungkinkan Taiwan lebih berkembang.

Meski tidak diakui sebagai negara berdaulat, selama ini Taiwan telah menjadi salah satu kekuatan ekonomi global yang dominan terutama sebagai produsen pembuatan chip dan material semikonduktor canggih untuk mobil hingga peralatan elektronik.

"Jika itu karena alasan apa pun terganggu, itu akan memiliki konsekuensi yang sangat signifikan bagi ekonomi global," ucap Blinken lagi.

Ia lalu menegaskan, Tekanan terhadap Taiwan harus menjadi perhatian bersama bukan cuma AS, tetapi seluruh dunia.

Taiwan beberapa tahun terakhir semakin gigih menunjukkan keinginan mereka untuk melepaskan diri dari Cina. Namun, Beijing selalu menghalangi cita-cita Taipei itu dan mengklaim pulau itu bagian dari wilayahnya.

China bahkan bersumpah akan menggunakan cara apapun, bila perlu dengan militer, untuk mempertahankan Taiwan.

Taiwan juga kerap menjadi isu perselisihan antara AS dan Cina. AS secara diplomasi menjunjung prinsip Satu Cina, mengakui Beijing sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah.

Namun, mereka memiliki Undang-Undang Relasi Taiwan (RTA).(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami