Cerita WNI Jadi Saksi Guncangan Dahsyat Gempa Turki Kala Terlelap
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) membeberkan kesaksiannya kala gempa mengguncang Turki pada Senin (6/2) dini hari. Rifda Hanifah, WNI yang tinggal di Adana, Turki, mengaku dirinya dan keluarga merasakan guncangan hebat saat tengah tertidur sekitar pukul 04.00 pagi waktu setempat.
Saat itu, hujan deras mengguyur wilayahnya dengan cuaca yang mencapai empat derajat celcius.
"Pagi sekitar jam 04.00 semua tidur. Ibu mertua masih bangun, tiduran. Tiba-tiba terasa goyang. Kasur goyang. Ibu mertua langsung teriak," kata Rifda kepada CNNIndonesia.com, Senin (6/2).
Rifda mengatakan guncangan itu semakin kencang hingga menggoyang-goyangkan pintu kulkas dan menjatuhkan panci-panci di dapurnya. Dia dan keluarganya pun panik dan berlarian turun ke bawah dari apartemennya di lantai tiga.
"Langsung kita lari ke mobil cuma pakai pajamas sama pakai coat yang tebal buat winter. Kita ke mobil cari tempat terbuka," ujar Rifda.
"Pagi-pagi lapangan terbuka (langsung) macet banget sampai enggak bisa gerak sama sekali 10 menit."
Di tengah kemacetan itu, Rifda dan keluarga pun memutuskan untuk beralih ke pom bensin guna membeli keperluan darurat seperti air minum dan makanan.
Namun, belum juga tiba di pom bensin, mobilnya sudah tersendat karena terjebak macet panjang.
"Hampir dua jam (terkena macet hanya) buat beli air minum," tuturnya.
Setelah berhasil membeli keperluan, Rifda pun menuju lokasi parkiran yang jauh dari pemukiman. Di sana, dia menunggu hingga pukul 10.00 untuk memastikan bahwa situasi telah aman terkendali.
"Kita nunggu di sana, sekiranya sampai sekitar jam 10.00-an. Nyoba balik ke apartemen buat selamatin kucing. Itu enggak ada gempa sama sekali sekitar jam segitu," ucap Rifda.
Selama waktu tersebut, Rifda berhasil menyelamatkan kucing peliharaannya dan mengamankan aliran listrik guna mencegah hal-hal yang tak diinginkan.
Kendati demikian, hanya selang lima menit setelahnya, gempa kembali menerjang apartemen berlantai 12 itu.
"Kita langsung lari ke bawah. Ketemu sama tetangga-tetangga yang ambil barang juga. Mereka langsung lari juga ke bawah," tutur Rifda.
Dia dan tetangganya lantas memutuskan berkendara dengan mobil untuk mengungsi. Rifda memilih berada di dalam mobil alih-alih di tempat pengungsian terbuka karena cuaca dingin yang menusuk.
Selama menunggu, Rifda mengaku terus memantau perkembangan situasi lewat informasi yang disajikan Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD). Dari sana, dia berharap bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk bisa kembali ke rumah.
"Akhirnya sekarang kita lihat di berita dan AFAD (semacam BNPB di Turki) itu masih belum ada indikasi aman untuk balik ke rumah. Apartemen kita juga jadi banyak retak (akibat gempa) padahal bangunan baru," ucapnya.
Adana merupakan salah satu provinsi di Turki yang bersebelahan dengan Kahramanmaras, pusat gempa Turki hari ini.
Meski bersebelahan, wilayah tersebut tak begitu banyak mengalami kerusakan, menurut kesaksian Rifda. Hanya ada sedikit bangunan yang hancur akibat gempa susulan.
Turki sendiri diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,7 pada pukul 04.17 pagi waktu setempat. Gempa itu terasa hingga ke Suriah, Lebanon, Mesir, dan Siprus.
Korban gempa paling banyak terjadi di Turki dan Suriah, dengan total lebih dari 1.800 orang meninggal dunia. Hingga kini, ribuan bangunan termasuk gedung apartemen dan perkantoran dilaporkan runtuh.
Pihak berwenang pun memprediksi jumlah korban tewas kemungkinan masih akan terus bertambah karena banyak orang hilang yang diduga masih terjebak reruntuhan.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net