search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pemilu 2024: Suhu Ekonomi yang Naik Ketimbang Politik
Sabtu, 2 April 2022, 12:35 WITA Follow
image

beritabali/ist/Pemilu 2024: Suhu Ekonomi yang Naik Ketimbang Politik.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Suhu politik dalam Pemilu 2024 diperkirakan tidak akan memanas lantaran rentan waktu pelaksanaanya masih jauh. Namun kemungkinan justru suhu ekonominya yang malah akan meningkat.

"Mengingat 2024 masih lama kita juga melihat kondisi global. Suhunya tidak akan panas sekali maksudnya, kita masih dapat tenang mengingat 2024 masih lama kita juga melihat kondisi global. Jika kondisi global terus meningkat kemungkinan lebih kepada suhu ekonomi bukan pada suhu Politik," jelas Akademisi FISIP Universitas Udayana (Unud) Dr. Ni Made Ras Amanda G belum lama ini di Badung.

Menurutnya, suhu politiknya bisa naik apabila ekonominya juga terancam. Jadi, kata dia, bagaimana kehidupan ekonomi nanti belum bisa diperkirakan. Jika keadaannya membaik sepertinya suhu politik tidak sepanas yang diperkirakan.

"Yang membuat naik suhu politik tersebut pada saat nanti bursa Presiden. Tapi kalau sudah mengetahui siapa pesertanya setelah itu mungkin tidak sepanas sekarang. Karena, sekarang ini kita dalam posisi ketidaktahuan," ujarnya.

Dirinya mencontohkan, jika saat Pemilu sepertinya masyarakat sudah banyak cerdas dan sudah melek Politik dan berharap kesadaran itu terus tumbuh. Tentu, kata dia, tidak mungkin mengorbankan hal yang sifatnya merugikan karena saat ini konsentrasi dan prioritas masyarakat adalah ketenangan dan ekonomi.

"Yang dibutuhkan mayarakat saat ini adalah tenang, tidak mudah terprovokasi karena isu-isu banyak beredar mengenai penundaan Pemilu, tiga periode Kepresidenan, itu semua merupakan isu-isu yang terus beredar dan gimik-gimik tertentu. Kita lihat di depan mata dulu," paparnya.

Sedangkan untuk para politisi, ia berharap agar tidak memperkeruh suasana yang saat ini dalam keadaan berbenah diri untuk bangkit dari Pandemi. Ia mewanti-wanti agar politisi tidak membuat isu-isu politik yang mengakibatkan orang tidak bangkit atau menyebabkan konsentrasi, prioritas kehidupan, pandangan, dan kepentingannya menjadi terganggu untuk hal lain.

"Sebenarnya suhu politik ini akan memberi dampak yang tidak langsung dari dunia luar juga, dapat dilihat sendiri bagaimana Pandemi ini dan kebijakan Pemerintah terhadap Bali sangat mempengaruhi perekonomian Bali," ucapnya.

Dari skup lokal, ia mengungkap bagaimana saat ini kesiapan masyarakat Bali untuk bangkit, sedangkan untuk skup nasional bagaimana Bali sangat tergantung oleh kebijakan-kebijakan nasional. Sedangkan skup global sendiri adalah bagaimana perkembangan politik dan dunia dengan adanya invasi dari Rusia ke Ukraina dan peta-peta politik baru yang muncul pascainvasi.

"Yang perlu diperhatikan masyarakat itu pertama, literasi terhadap politik masyarakat sudah banyak yang cerdas dan masyarakat sudah dapat memilah informasi yang mana yang pro masyarakat dan pro terhadap kepentingan. Serta masyarakat sudah bisa menilai tokoh-tokoh di balik kepentingan tertentu atau kepentingan isu-isu tertentu jadi," katanya.

"Tetap tenang biarkan isu beredar selama kita mempunyai ketahanan diri untuk informasi yang diterima. Cerdasnya kalau bisa menular kepada orang lain atau kalau kita lebih tahu dan paham bahwa ini semua permainan politik atau ada kepentingan politik bisa memberi tahu yang lain," pungkas Amanda.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami