search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Awal Tahun, Unud Kukuhkan 5 Guru Besar Tetap
Sabtu, 18 Januari 2020, 20:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Universitas Udayana (Unud) mengukuhkan lima orang Guru Besar Tetap yakni dua orang dari Fakultas Kedokteran dan tiga orang dari Fakultas MIPA bertempat di Gedung Auditorium Widya Sabha Kampus Jimbaran, Sabtu (18/01/2020). 


Adapun Kelima Guru Besar antaralain, Prof. Dr. dr. Ketut Suega, Sp.PD (KHOM) sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Biomedik pada Fakultas Kedokteran dengan Judul Orasi Ilmiah “Kompleksitas Metabolisme Besi Dari Manusia Sehat Sampai Timbulnya Penyakit, Perannya Pada Proses Ageing Neurodegenerative dan Kaitannya Dengan Program Pengembangan Sumber Daya Manusia Unggul”. 

Prof. Dr. I Wayan Gede Gunawan, S.Si., M.Si sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia Bahan Alam pada Fakultas MIPA dengan Judul Orasi Ilmiah “Peran Kimia Bahan Alam Sebagai Pengembangan Obat Diabetes Mellitus Bertumpu Pada Keanekaragaman Hayati”. Prof. Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Biokimia pada Fakultas MIPA dengan Judul Orasi Ilmiah “Potensi Sardinella Longiceps (Ikan Lemuru) Sebagai Pencegah Penyakit Jantung Koroner”. 

Prof. Dr. dr. I Wayan Putu Sutirta Yasa, M.Si sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kedokteran Biomedik pada Fakultas Kedokteran dengan Judul Orasi Ilmiah “Peran Pemeriksaan Laboratorium Dalam Pengembangan Obat Herbal”. 

Prof. Dr. Drs. I Made Oka Adi Parwata, M.Si sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Kimia pada Fakultas MIPA dengan Judul Orasi Ilmiah “Bioaktivitas dan Mekanisme Kerja Senyawa Antioksidan Flavonoid Pada Daun Gaharu (Gyrinops Versteegii) Dalam Mencegah Beberapa Penyakit Degeneratif.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unud, Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) menyampaikan, Guru Besar merupakan jabatan fungsional tertinggi bagi dosen dan tentu untuk mencapainya tidak mudah karena harus memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Salah satu persyaratan yang sering menjadi kendala adalah memiliki jurnal internasional bereputasi. "Menanggulangi hal tersebut Universitas telah menggelar berbagai kegiatan pendampingan dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten yang diharapkan dapat memotivasi para dosen dalam menghasilkan jurnal internasional bereputasi," katanya.

Bagi Perguruan Tinggi, jumlah Guru Besar yang dimiliki sangat memiliki peranan penting sebagai "Prime Mover" yang menggerakkan perputaran roda Tridharma Perguruan Tinggi. Hampir setiap tahun terdapat Guru Besar yang memasuki masa purna tugas dan hal ini harus segera diantisipasi dengan langkah strategis agar Dosen yang sudah bergelar Doktor berupaya meningkatkan statusnya menjadi Guru Besar. 

"Keberadaan Guru Besar ini, disamping bermanfaat bagi dosen itu sendiri, juga memberikan manfaat yang besar bagi Universitas, Fakultas, Program Studi maupun mahasiswa. Dengan dikukuhkannya lima orang Guru Besar hari ini, jumlah Guru Besar yang dimiliki Universitas Udayana sebanyak 146 orang dengan ini rasionya telah mencapai 10 persen dari jumlah dosen. Jumlah ini juga kami harapkan dapat meningkat setiap tahunnya," paparnya.

Dia berharap, Guru Besar yang telah dikukuhkan senantiasa meningkatkan keilmuannya, karena dibalik jabatan ini mengandung makna yang besar serta tuntutan tanggung jawab yang lebih besar dalam mengemban tugas dan kewajiban sebagai seorang Guru Besar untuk mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang timbul di masyarakat melalui ilmu yang dimiliki. Sehingga nantinya benar-benar berguna bagi kemajuan bangsa dan negara.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami