Kesunyian Nyepi Pecah Saat 2 Antropolog Datang ke Bali Tahun 1936
Senin, 4 Maret 2019,
13:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Nyepi di Bali ditandai salah satunya dengan tidak adanya aktivitas lalu lalang baik pribadi atau kendaraan di jalan, sepi. Kecuali memang ada kejadian yang begitu pentingnya atau urgen, baru kemudian mendapat ijin dan persetujuan dari yang berwenang.
[pilihan-redaksi]
Namun sejarah mencatat, dalam pada hari Nyepi tahun masehi 1936, dilaporkan ada insiden kecil. Merujuk sumber dari sejarawan Darma Putra, saat itu suasana Bali sunyi sepi. Warga tinggal di rumah, sementara di jalanan, hanya kelihatan petugas patroli yang kini disebut dengan pecalang.
Namun sejarah mencatat, dalam pada hari Nyepi tahun masehi 1936, dilaporkan ada insiden kecil. Merujuk sumber dari sejarawan Darma Putra, saat itu suasana Bali sunyi sepi. Warga tinggal di rumah, sementara di jalanan, hanya kelihatan petugas patroli yang kini disebut dengan pecalang.
Kesunyian tiba-tiba pecah karena ada mobil yang mengangkut bule lewat. Pecalang menghentikan mobil itu. Sang sopir tidak gentar, malah dengan percaya diri dia mengatakan bahwa mereka bekerja untuk KPM. KPM adalah Koninklijke Paketvaart Maatschappij, perusahaan pelayaran Belanda yang mengoperasikan kapal dagang dan kapal wisata di jalur Jawa-Bali-Sulawesi serta menjadi pemilik dan pengelola Bali Hotel yang bertempat di Jalan Veteran Denpasar dibangun 1928.
[pilihan-redaksi2]
Setelah mendengar bahwa kendaraan itu milik KPM, pecalang mundur ketakutan, mempersilakan kendaraan yang mengangkut bulè itu lewat. Pecalang tidak bisa berkutik karena pada zaman kolonial, suka atau tidak, Bali adalah milik Belanda, ‘milik KPM’.
Setelah mendengar bahwa kendaraan itu milik KPM, pecalang mundur ketakutan, mempersilakan kendaraan yang mengangkut bulè itu lewat. Pecalang tidak bisa berkutik karena pada zaman kolonial, suka atau tidak, Bali adalah milik Belanda, ‘milik KPM’.
Kuasa ada di tangan mereka, tradisi dan budaya dikalahkan. Kisah Nyepi di Bali tahun 1936 itu dikisahkan antropolog Dr. Margaret Mead dalam sepucuk suratnya yang dikirim dari Bali ke negerinya. Surat itu dikutip oleh Tessel Pollmann dalam artikel “Margaret Mead’s Balinese: The Fitting Symbols of the American Dream” dimuat dalam jurnal ilmiah Indonesia ( Vol. 49. [Apr., 1990], pp. 1-35.). Margaret Mead-lah bulè yang menumpang kendaraan KPM waktu itu. Mead tiba di Bali pas hari Nyepi. Dia didampingi suaminya, Gregory Bateson, juga seorang antropolog. (bbn/sejarahbali/rob)
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/rls