search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kremlin Membuat Impian Eropa Menjadi Kelam
Minggu, 30 Oktober 2022, 12:13 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Kremlin Membuat Impian Eropa Menjadi Kelam

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia memberi sinyal bahwa Eropa akan mengalami krisis energi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini karena sikap Eropa yang mulai menolak sumber energi Rusia akibat langkah Moskow menyerang Ukraina.

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan, dengan situasi ini, Amerika Serikat (AS) akan menciptakan uang yang banyak sebagai pengganti Rusia yang menjadi eksportir energi ke Eropa. Hal ini, menurutnya, akan mendegradasi industri Benua Biru.

"Dan orang Eropa membayar mereka, dengan demikian menghilangkan daya saing ekonomi mereka. Produksi runtuh. Deindustrialisasi akan datang. Semua ini akan memiliki konsekuensi yang sangat, sangat menyedihkan bagi benua Eropa selama mungkin, setidaknya, 10-20 tahun ke depan," kata Peskov mengutip Russia Today, diberitakan (30/10/2022).

Peskov menekankan bahwa di masa lalu, hubungan Eropa dan Rusia memiliki unsur timbal balik yang seimbang dan menguntungkan. Namun kali ini Eropa seakan-akan terus menjauh dari Moskow dan akhirnya menghasilkan situasi krisis seperti saat ini.

"Amerika menjual gas dengan harga 'tiga atau bahkan empat' kali lebih tinggi dari gas Rusia. Orang Eropa membuat ekonomi mereka kurang kompetitif karena mereka membayar uang tersebut kepada pemasok AS," tambah Peskov.

Harga gas di Eropa melonjak awal tahun ini setelah Rusia meluncurkan serangan militer di Ukraina pada akhir Februari. Setelah Uni Eropa dan negara-negara Barat, di luar blok tersebut, memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Moskow, harga gas mencapai rekor tertinggi, yang menyebabkan inflasi tinggi yang meluas di benua itu.

Awal pekan ini, Perdana Menteri Belgia Alexander De Croo memperingatkan bahwa benua itu mungkin akan segera menghadapi pengurangan signifikan dalam aktivitas industri dan kerusuhan sosial jika tidak ada yang dilakukan untuk menurunkan harga energi.

Di sisi lain, AS sekarang mengirimkan lebih banyak gas alam ke UE daripada Rusia untuk pertama kalinya dalam sejarah. Namun dengan harga yang lebih mahal.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami