search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Meraih Cuan dari Sampah RT dengan Budidaya Maggot
Sabtu, 27 November 2021, 23:00 WITA Follow
image

beritabali/ist/Meraih Cuan dari Sampah RT dengan Budidaya Maggot.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sampah dapur jangan dipandang sebagai musibah, karena sampah dapur dapat menjadi berkah. Saatnya mengolah sampah dapur sehingga dapat menghasilkan cuan dan menjadi sumber pendapatan tambahan bagi keluiarga. 

Sampah dapur atau limbah dapur menjadi salah satu sampah organik yang sering menimbulkan bau yang tidak sedap. Selama ini sampah dapur atau limbah dapur masih di campur dengan sampah anorganik. Dan ada juga sebagai pakan ternak, Contohnya: Ayam dan Babi. 

Di perkotan sampah dapur atau limbah dapur belum dikelola dengan dengan baik atau masih tercampur. Sampah dapur jika diolah maka akan memberikan manfaat ekonomi yaitu memberikan pemasukkan berupa cuan atau uang. 

Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah sampah dapur sebagai pakan untuk budidaya maggot. 

Maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (Hermetia Illucens, Stratimydae, Diptera) atau BSF. Ukuran larva BSF ini lebih panjang dan besar dari larva pada umumnya. BSF tidak menularkan bakteri, penyakit, bahkan kuman kepada manusia. 

Maggot berguna secara ekologis dalam proses dekomposisi bahan-bahan organik. Maggot mengonsumsi sayuran dan buah. Tak hanya buah dan sayuran segar, maggot pun mengonsumsi sampah sisa sayuran dan buah.

Oleh karena itu, maggot sangat cocok digunakan dalam pengelolaan sampah organik. Sebanyak 10.000 maggot dapat menghabiskan 1 kg sampah organik per hari. 

Maggot BSF juga sangat cepat berkembang biak. Sampah organik yang tidak termakan oleh maggot, tetap bisa dimanfaatkan sebagai sumber kompos atau pupuk organik

Meskipun dari limbah sampah organik, namun pupuk yang dihasilkan tidak berbau. Selain bermanfaat untuk mereduksi sampah organik, maggot mempunyai nilai ekonomis, yaitu bisa menjadi sumber pakan ternak dan menjadi pupuk.

Maggot adalah merupakan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) yang bisa dipakai untuk pakan alternatif unggas dan ikan. 

Untuk budidaya BSF sangatlah gampang kita bisa mendapatkan telur BSF itu bisa kita beli lewat internet atau beli pada temen temen yang udah membudidayakan BSF tersebut. Mengapa kita harus budidaya Maggot atau BSF?

Nah, ini salah satu cara untuk mengurangi sampah dapur atau limbah dapur organik yang kita hasilkan setiap hari. Contohnya sampah dapur atau limbah dari dapur, selama ini sampah dapur atau limbah dapur masih tercampur dengan sampah anorganik kresek botol plastik dan sebagainya terus kita capur jadi satu sama sampah dapur organik.

Kalau mau kita pilah sampah dapur organik dan anorganiknya itu tentunya lebih bisa bermanfaat atau bisa mendapatkan nilai ekonomi dan berkah tentunya dari Tuhan karena sudah peduli terhadap lingkungan.

Selama ini sampah dapur menjadi kendala bagi semua masyarakat pada umumnya, dikarenakan masyarakat kurangnya tingkat pemilahan dari rumah. Terus kurangnya edukasi ke masyarakat tentang sampah organic dan anorganik.

Kurangnya prasarana untuk pemilahan sampah organik dan sampah anorganik, makanya masyarakan jadi malas memilah.Terkadang dari petugas pengangkut sampah pada saat ngambil sampah ke masyarakat masih dicampur jadi satu di truk atau di mocinya, makanya masyarakat yang sudah mau memilah sampahnya dengan benar merasa malas dan percuma memilah sampahnya lagi,toh juga di campur lagi oleh si petugasnya di truk atau moci.

Makanya bukan dari pihak masyarakat aja yang perlu diedukasi, tetapi dari pihak petugas pengangkut pun harus perlu juga di edukasi, agar sampah yang sudah di pilah oleh masyarakat biar ngak dicampur lagi.

Terus apa yang akan terjadi apabila sampah dapur tidak dipilah dengan baik dan benar,yang pastinya akan menyebabkan atau menimbulkan bau busuk dan tidak sedap.

Dan dari petugas pengangkut pasti akan kesulitan mengangkutnya. Rata-rata estimasi jumlah sampah dapur atau sampah sisa makanan yang dihasilkan masyarakat perhari perorang adalah 0,14 kg (hasil data survei tahun 2020 oleh PPLH Bali). 

Adapun tantangan masyarakat yang menyebabkan masyarakat enggan mengelola sampah dapur atau sampah makanan (Food Waste), masyarakat masih enggan dan malas memilah sampah,dan masih merasa jorok dan bau. Kenapa bisa terjadi, dikarenakan masyarakat masih belum tau caranya memilah yang baik dan benar. Terus masyarakat belum tau keuntungangan dari pengelolaan sampah makanan dapur (Food Waste).

Untuk budidaya Maggot atau BSF sangat mudah. Yang perlu kita siapkan untuk memelihara maggot adalah kotak untuk tempat telornya maggot. Kotaknya ngak usah terlalu besar yang tanggung aja karena itu hanya sebagai tempat penetasannya dari telur menjadi larva. 

Perlu diingat pada fase ini yang paling rawan. Kenapa saya bilang paling rawan? karena kita harus betul betul memperhatikan tempatnya karena ada predator yang akan menyerang telor maggot ini. Predator yang dimaksud adalah semut.

Langkah berikutnya kita siapkan kotak yang lebih besar dari kotak tempat telornya itu. Setelah telor maggot menetas menjadi larva baru kita pindahkan ke tempat yg lebih besar. Larva yang sudah siap dipindahkan ketempat yang lebih besar itu ukuran panjangnya dari 5mm sampai 7mm atau umur 4-5 hari. 

Setelah itu baru diberikan pakan dari sampah makanan dapur atau limbah organik dari dapur yang udah dipilah. Limbah organik tersebut bisa berupa sisa nasi basi, sayuran, buah, tempe, tahu, atau yang lainnya yang penting itu sampah atau limbah organik dari dapur. Yang perlu diperhatikan dalam pemberian makan untuk maggot adalah jangan terlalu penuh. 

Hal ini dikarenakan akan menyebabkan maggot sulit bernapas, dan tempat pembesaran maggot akan menjadi basah karena pemberian pakannya terlalu penuh. Lalu apa yang akan terjadi apabila tempat pembesaran maggot terlalu basah?. 

Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan menaburkan dedak atau sisa perasan santan yang kering di tempat pembesaran maggot yang basah. Langkah teknisnya adalah kita angkat maggotnya, lalu taburkan di areal yang basah, lalu letakkan maggot ke tempat yang sudah diberi taburan dedak. Begitu seterusnya, apabila masih terdapat areal yang basah. Taburkan dedak hingga tempat pembesaran maggot tidak terlalu lembab.

Panen maggot dapat dilakukan mulai usia 10 hari sampai 24 hari, dimana telur BSF sudah mulai menetas dan memasuki fase larva yang tumbuh sekitar 15-20 mm hingga sebelum masuk fase pupa. Proses dari pembibitan hingga panen maggot tidaklah cepat dan mudah. 

Budidaya maggot pastinya ada tantangannya sehingga kita harus telaten dan butuh ketekunan dan edukasi kepada masyarakat terkait sampah atau limbah organik. Perlunya edukasi, karena sampah organik merupakan sumber utama budidaya maggot.

Manfaat dengan mengelola sampah makanan(Food Waste) menjadi pakan maggot yaitu mengurangi timbulan sampah ke TPA.

Meringankan beban petugas pengangkut sampah. Otomatis jika sampah sudah dipilah dan diolah menjadi pakan maggot, akan berdampak dipengurangan sampah yang akan di buang ke TPA. Dan jika sampah makanan sudah diolah menjadi pakan maggot,akan terjadi siklus ekonomi karena kita tidak membeli pakan untuk maggot dan maggot kalaw sudah besar kita bisa jual dan akan mendapatkan cuan.

Penumpukan sampah organik pada tempat penampungan akhir (TPA), sebetulnya menimbulkan masalah baru bagi masyarakat sekitarnya. Sampah organik dapat mengalami perubahan melalui dekomposisi anaerobik, sehingga menimbulkan bau busuk dan pelepasan gas metana (CH4) ke atmosfer. Gas CH4 pada lapisan stratosfer berperan sebagai gas rumah kaca (GRK) dan berefek pada munculnya pemanasan global. 

Oleh karena itu, diperlukan pengubahan sampah organik melalui cara yang ramah lingkungan. Dan penanganan sampah haru adanya campur tangan dari pihak pemerintah setempat. Peran pemerintah dalam mendukung pemberdayaan masyarakat di desa dalam pengolahan sampah adalah melalui penyuluhan dan edukasi ke rumah warga tentang pemilahan sampah dan pelatihan yang diberikan langsung ke masyarakat.

Contohnya pelatihan budidaya maggot, pelatihan bikin kompos, pelatihan bikin MOL (Mikro Organisme Lokal) dan Ekoenzim. Peran kepala desa sangat vital karena berada di posisi terdepan yang setiap saat berkomunikasi dengan masyarakatnya. Bentuk dari peran kepala desa adalah memberikan motivasi kepada masyarakat untuk menyadari bahwa sampah itu adalah tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah.

Masukan dan evaluasi bagi pemerintah  dan masyarakat 

Melakukan edukadasi rumah ke rumah masyarakat gimana caranya memilah sampah dengan baik dan benar,karena sumber sampahnya dari rumah tangga. Monitoring dan evaluasi, setelah melakukan edukasi ke masyarakat, pemerintah perlu juga melakukan monitoring dan evaluasi ke masyarakat,karena kalaw tidak di monitoring dan di evaluasi lagi biasanya masyarakat masih bandel dan akan mencampur sampahnya lagi.

Anggaran, pemerintah harus mengadakan anggaran juga,karena sebagian besar masyarakat malas dan engan memilah dikarenakan mereka ngak punya tempat pemilahan,dan itu akan menjadi alasan masyarakat ngak mau memilah. Percepatan kebijakan ( perarem) di masing masing desa adat, selama ini proses pembikinan (perarem) masih lama, kalau pemerintah bisa mempercepat kebijakan perarem di setiap desa adat, mungkin akan mempermudah dan mempercepat bagi petugas pengangkut sampahnya karena sampahnya sudah terpilah.

Karena adanya awig awig atau perarem yang sudah sah pasti masyarakat akan mau mengikutinya, karena masyarakat takut kena sanksi sosial.

Pendidikan sejak dini ke sekolah tentang pemilahan sampah, melakukan penyuluhan atau sosyalisasi ke sekolah tentang 3R mengurangi,mengunakan kembali dan yang terahir mendaur ulang kembali.

Memfasilitasi pengembangan maggot di tingkat RT,melakukan pelatihan budidaya maggot ke warga yang mau membudidaya maggot ,karena ini salah satu solusi untuk mengurangi sampah makanan di campur dengan sampah anorganik yang dibuang langsung ke TPA.

Penulis : 
Anom Mulyawan

Praktisi Budidaya Maggot PPLH Bali

Reporter: bbn/opn



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami