Sakit 2 Tahun, Penderita Lupus Perlu Bantuan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Sungguh malang nasib Ni Komang Erawati (35) warga banjar Pendem Desa Manistutu Kecamatan Melaya, Jembrana ini. Selama 2 tahun dia menderita penyakit Lupus yang diketahui belum ada obatnya ini. Ibu dari 3 anak ini harus melawan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Akibat penyakitnya tersebut Erawati hanya bisa duduk saja.
Menurut Erawati, sebelum penyakit langka ini menimpanya, dia merasakan rasa sakit pada persendiannya disertai dengan bintik bintik merah disekujur tubuhnya. selama setahun mengalami sakit, dia masih bisa berkativitas, namun setelah setahun lebih penyakitnya ini semakin parah.
"semenjak baru sakit saya masih bisa beraktivitas, tapi setelah setahun tubuh saya gak bisa digerakkan dan terasa semakin sakit," ungkap Erawati saat ditemui di rumah orang tuanya, Senin (8/7/2013).
Segala usaha pengobatan sudah dilakukannya, seperti pengobatan tradisional maupun medis namun penyakitnya tidak kunjung sembuh. Sementara Suami Erawati I Komang Tarwa (40) mengatakan, istrinya tersebut sudah dibawa ke RS Sanglah, dengan menggunakan tanggungan Jamkesmas, dan saat ini masih dalam proses pemulihan dan melakukan kontrol setiap minggunya.
"Setiap seminggu sekali istri saya melakukan kontrol ke RS Sanglah, tiap sekali jalan biaya jalan menghabiskan uang Rp 200 ribu. Untuk biaya kontrol itu saya harus meminjam uang ke sana sani," ujarnya.
Selama 2 tahun merawat dan membiayai istrinya, Komang Tarwa hanya bisa pasrah, uang dari hasil buruh serabutan tidak mampu mencukupi biaya pengobatan dan keperluan sehari hari. Bahkan anak keduanya Ni Made mariani (12) tidak bisa melanjutkan sekolah ke SMP karena orang tuanya tidak memiliki biaya dan sudah banyak memiliki hutang untuk biaya pengobatan istrinya. Padahal buah hatinya tersebut ingin bersekolah. Sementara anak ketiganya Komang Paramita Suci (7) masih duduk di bangku sekolah dasar juga masih memerlukan biaya.
Untuk mempermudah proses pengobatan, Ni Komang Erawati kini tinggal bersama orang tuanya Nyoman Paret (55). Mereka berharap kepada Pemerintah terkait bisa meringankan beban mereka dengan membantu biaya kontrol ke RS Sanglah dan bantuan biaya sekolah anaknya agar tidak sampai putus sekolah. (jsp)
Reporter: bbn/sin