Ekbis

2021, Ekonomi Bali Diprediksi Minus 2,6 Persen

 Kamis, 25 November 2021, 11:30 WITA

beritabali/ist/2021, Ekonomi Bali Diprediksi Minus 2,6 Persen.

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Denpasar. 

Kepala Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan bahwa dengan memperhatikan hasil-hasil survei, indikator-indikator, memperhatikan kondisi sistem keuangan, stabilitas harga serta keuangan pemerintah, Bank Indonesia melakukan perhitungan secara teliti mengenai kinerja perekonomian tahun 2021 dan 2022. 

Selain itu kami juga mempertimbangkan faktor pendorong dan faktor penahan pertumbuhan ekonomi. 
Faktor pendorong adalah Pemulihan kegiatan masyarakat (seiring gencarnya vaksinasi), Pemulihan pariwisata domestik, Potensi dari penyelenggaraan event-event internasional (KTT G20 2021 – 2022), Kelanjutan proyek investasi dan infrastruktur. 

Sedangkan faktor penahan adalah Pemulihan kunjungan wisman yang masih sangat terbatas, Tertahannya pendapatan pemerintah daerah, Perilaku Wait and See Pelaku Usaha. 

Berdasarkan seluruh indikator tersebut maka pertumbuhan ekonomi Bali pada tahun 2021 diperkirakan berkisar pada -2,6% sampai dengan -1,8%. 

Sementara itu untuk tahun 2022, beberapa indikator diperkirakan semakin membaik sehingga pertumbuhan ekonomi akan berkisar pada 5,4% s.d. 6,2%. Proyeksi Bali tersebut lebih tinggi dibandingkan Nasional 2022 yang diprakirakan tumbuh 4,6% - 5,4%. 

Hingga akhir tahun 2021, kestabilan harga dipastikan tetap terjaga dengan laju inflasi berada di bawah kisaran target inflasi nasional yaitu 3% + 1%(yoy). Kedepan kondisi kestabilan harga akan sedikit tertekan. Pada tahun 2022, inflasi Provinsi Bali diprakirakan berada pada kisaran target inflasi nasional 3% + 1%(yoy), utamanya didorong oleh meningkatnya aktivitas pariwisata, normalisasi harga tiket angkutan udara, potensi peningkatan cukai rokok, serta peningkatan UMP dan biaya sekolah.

Untuk itu dapat direkomendasikan dalam jangka pendek, pemulihan perekonomian Bali masih tergantung pada kedatangan wisatawan ke Bali dengan tantangan berupa Kenaikan kasus Covid-19 global dan kebijakan pembatasan mobilitas, Kebijakan restriksi beberapa negara pasar utama wisman Bali, 

Travel demand/Level of confidence to travel yang masih terbatas Sementara itu jika kita bicara mengenai pemulihan ekonomi Bali dalam jangka panjang, berarti kita bicara tidak hanya sektor pariwisata saja melainkan juga sektor lainnya seperti pertanian, industri, pertambangan dan lain lain.

Jadi, tantangan jangka panjang adalah bagaimana mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dengan melakukan diversifikasi ke sektor lainnya. Di sisi lain, tantangan di sektor pariwisata ke depan adalah bagaimana mengembangkan pariwisata Bali menjadi pariwisata berkualitas (quality tourism).

Dalam mengatasi tantangan jangka pendek yaitu terkait penurunan kondisi ekonomi dampak pandemi COVID-19, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: Pertama, mencari pasar wisman potensial, antara lain dengan (a). direct flight dari negara potensial namun aman (memperhatikan kasus konfirmasi, positivity rate, dan varian baru, (b). kemudahan visa, dan (c). memperpendek karantina.

Kedua, sejalan dengan pelonggaran level PPKM, perlu diimplementasikan kembali program Work From Bali. 


Halaman :


Berita Beritabali.com di WhatsApp Anda
Ikuti kami




Tonton Juga :





Hasil Polling Calon Walikota Denpasar 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending