5 Komoditas Penyebab Inflasi di Bali Sebesar 1,03 Persen
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Per Januari 2022, Provinsi Bali kembali mencatat inflasi sebesar 1,03% (mtm), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,88% (mtm).
Secara spasial, inflasi terjadi di Kota Denpasar dan Kota Singaraja masing-masing sebesar 1,09% (mtm) dan 0,64% (mtm).
Peningkatan tekanan harga terjadi pada kelompok core inflation, sedangkan tekanan harga pada kelompok volatile food dan administered price tercatat melandai dibandingkan bulan sebelumnya.
Kenaikan harga pada kelompok core inflation ini mengindikasikan adanya kenaikan dari sisi permintaan seiring membaiknya daya beli masyarakat.
"Secara tahunan, Bali mengalami inflasi sebesar 2,31% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2,07% (yoy) dan juga lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 2,18% (yoy)," kata, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali, Trisno Nugroho di Denpasar.
Sementara itu jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kelompok barang volatile food pada Januari 2022 mengalami inflasi sebesar 2,63% (mtm). Peningkatan harga terutama terjadi pada komoditas daging ayam ras, tomat, telur ayam ras, dan minyak goreng.
Peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras tidak terlepas dari upaya Pemerintah dalam menjaga kestabilan harga yang sebelumnya tercatat rendah, melalui kebijakan pembatasan telur tetas dan afkir dini.
Sementara itu, peningkatan harga tomat disebabkan oleh terbatasnya pasokan seiring selesainya masa panen tomat, sedangkan meningkatnya harga komoditas minyak goreng seiring dengan tren kenaikan harga minyak sawit dunia.
"Namun demikian, ke depan tekanan harga pada minyak goreng diperkirakan akan melandai sejalan dengan kebijakan penetapan satu harga oleh Kemendag sejak pertengahan Januari," ujarnya.
Kelompok barang administered price mencatat inflasi sebesar 0,23% (mtm). Peningkatan tekanan harga terutama terjadi pada harga bahan bakar rumah tangga (BBRT) yang menunjukkan tren peningkatan sejak akhir tahun.
"Laju inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh normalisasi harga angkutan udara pasca Nataru dan libur sekolah di akhir tahun," katanya.
Kelompok barang core inflation juga mengalami inflasi sebesar 0,86% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan inflasi bulan sebelumnya, terutama disebabkan oleh naiknya harga kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, biaya Taman Kanak-Kanak, dan harga air kemasan.
"Peningkatan kelompok core inflation mengindikasikan adanya peningkatan daya beli masyarakat seiring pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung," cetusnya.
Inflasi tercatat masih berada dalam rentang target inflasi nasional yang sebesar 3±1% (yoy). Namun demikian inflasi Januari 2022 patut diwaspadai karena secara bulanan sangat tinggi, yaitu lebih dari 1%, terutama VF yang lebih dari 2,5%.
"Tim Pengendalian Inflasi Daerah perlu memastikan ketersediaan pasokan bahan makanan terutama daging dan telur ayam ras, minyak goreng, dan tomat. Hal yang perlu dilakukan terutama adalah meningkatkan Kerjasama Antar Daerah (KAD), digital farming dan e-commerce," pungkas Nugroho.
Reporter: bbn/aga