5 Fakta Tradisi Melukat, Ritual Adat Bali Yang Populer
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Selain memiliki pesona alam indah, Bali juga dikenal memiliki sejuta pesona yang menawan. Mulai dari kuliner, tempat wisata, hingga budaya. Ritual adat khas Bali sangat sakral dan mengesankan karena tradisi ini melekat pada alam.
Diketahui jika kebanyakan ritual di Bali ini diperuntukkan masyarakat Bali yang menganut kepercayaan Hindu. Namun, ada beberapa Budaya atau ritual Bali yang bisa dilakukan tak hanya untuk masyarakat Bali saja, namun juga untuk wisatawan. Ritual tersebut adalah melukat.
Tradisi ini paling populer di kalangan wisatawan, termasuk para artis Tanah Air juga banyak yang melakukan ritual Melukat ini. Berikut sejumlah fakta terkait melukat yang perlu kamu tau.
1. Apa itu Melukat?
Melukat berasal dari kata Sulukat, dengan “Su” bermakna baik dan “Lukat” yang bermakna penyucian. Secara singkat, Sulukat berarti menyucikan diri untuk memperoleh kebaikan. Air yang digunakan dalam upacara ini, dianggap mampu membersihkan diri dan pikiran serta menghalau hal-hal negatif.
Dalam upacara ini, air juga dipercaya dapat menghilangkan pengaruh kotor atau klesa yang dapat merusak dalam diri manusia dengan bantuan dari alam semesta. Dengan penyucian, lapisan-lapisan di tubuh manusia dibersihkan agar lebih seimbang, pikiran pun akan lebih terang, penuh ketabahan, damai, jauh dari rasa marah, dan welas asih
2. Manfaat ritual Melukat
Ritual Melukat ini dipercaya bisa memberikan dampak positif jika dilakukan dengan benar dan dilakukan secara rutin. Seperti setiap purnama, tilem, atau kajeng kliwon. Namun, perlu diketahui bahwa melukat bukanlah cara untuk menebus dosa. Bagi umat Hindu, hukum karma hanya akan berhenti bila seseorang sudah mengalami moksha atau pembebasan sempurna.
3. Jenis upacara Melukat
Terdapat beberapa jenis upacara Melukat. Diketahui jika ada tujuh jenis upacara melukat, yaitu melukat astapungku untuk membersihkan dan menyucikan malapetaka akibat pengaruh hari kelahiran dan Tri Guna (Satwam, Rajas, Tamas) yang tidak seimbang.
Kemudian ada melukat surya yomana untuk melepas noda dan kotoran pada bayi, melukat gini ngelayang untuk pengobatan penyakit, melukat prabu untuk memohon agar para pemimpin mendapatkan kemakmuran, serta ada melukat gomana, melukat semarebada, dan melukat nawa ratna.
4. Lokasi untuk ritual
Ritual Melukat biasanya dilakukan di tempat bersejarah, pura, tempat pemandian, dan laut yang ada di Bali. Salah satu tempat melukat yang terkenal di Pulau Dewata yaitu Pura Tirta Empul di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar.
5. Tata cara Melukat Pura
Prosesi melukat memiliki beberapa variasi sehingga mungkin ada perbedaan antara satu tempat dan lainnya. Urutan melukat di pancuran air biasanya berbeda sesuai tempat, ada yang berurutan dari kanan ke kiri, kiri ke kanan, bahkan dari tengah.
Proses melukat akan dipimpin oleh seorang sulinggih atau pendeta Hindu. Selain itu, ada sesajen berupa pejati, dupa dan canang sari, yang akan diberikan oleh Sulinggih untuk mantra.
Ada juga air kelapa berwarna gading, yang dianggap air suci. Mereka yang akan ke Merukat akan dimainkan dengan seruling dan kemudian disiram dengan air suci. Ritual berlanjut untuk membersihkan pikiran dan tubuh dengan membasuh diri di mata air.
Setelah membasuh diri dengan air, pengunjung dapat membilas tubuh dan berganti pakaian seperti biasa. Anda kemudian dapat berdoa dan memercikkan air suci oleh pendeta atau pejabat setempat.
Adapun beberapa aturan yang harus dipatuhi antara lain mengganti pakaian dengan kain Bali, wanita yang tidak haid, tidak mandi dengan sabun dan sampo, mengikuti prosesi dengan sesaji, tidak mengumpat dan mengucapkan kata-kata kasar, serta tidak meludah di sembarang tempat. pemurnian, buang air kecil. (Sumber : VIVA.co.id)
Reporter: bbn/tim