search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Antropolog Asing "Promosikan" Bali Sejak Tahun 1930-an
Sabtu, 27 Maret 2021, 17:35 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/kabarinews/Antropolog Asing "Promosikan" Bali Sejak Tahun 1930-an

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Margaret Mead dapat dikatakan salah satu antropolog yang paling terkenal sepanjang masa. Banyak memberikan kontribusi bagi pengembangan disiplin, serta memperkenalkan wawasan kepada ribuan orang di luar akademi. Seorang Antropolog Amerika Serikat serta penulis yang produktif, semasa hidupnya dia telah menghasilkan 44 buku dan lebih dari 1.000 artikel dan karyanya banyak diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Diantara banyak tempat yang menjadi objek penelitiannya, Margaret Mead tercatat pernah melakukan penelitian bersama suaminya Gregory Bateson yang juga seorang antropolog di Bali. Pulau dewata memikat hatinya karena mempunyai suatu hal yang menarik. Bali memiliki kekhasan dan kebudayan yang kaya akan adat istiadat, seperti fenomena kesurupan yang biasa terjadi pada keseharian masyarakat Bali.

Perjalanan ke Bali sendiri menjadi catatan tersendiri bagi Mead. Mead dan Bateson rencananya akan menikah di Jawa dalam perjalanan mereka ke Bali untuk melakukan penelitian lapangan, tapi pemerintah Belanda tidak mengizinkannya. Sebaliknya mereka terbang ke Singapura dan menikah, kemudian kembali ke Jawa dan pergi ke Bali.

Keduanya pun menjejakkan kaki di sana pada tahun 1936 saat perayaan Nyepi berlangsung. Dan mengkisahkan perayaan Nyepi itu dalam sepucuk surat yang dikirim dari Bali ke negerinya. Surat itu dikutip oleh Tessel Pollmann dalam artikel “Margaret Mead’s Balinese: The Fitting Symbols of the American Dream.

Untuk lebih menangkap keunikan budaya pulau dewata, Mead dan suaminya mundur dari dataran rendah Bali yang merupakan titik fokus dari banyak aktivitas ilmiah dan turis, ke desa terpencil bernama Bayung Gedé di dataran tinggi tengah pulau itu. Meskipun mereka menulis relatif sedikit tentang pekerjaan mereka di tempat ini, akan tetapi meninggalkan catatan fotografi yang  meliputi 200 foto-foto yang mereka ambil antara 1936 dan 1939.

Dalam foto-fotonya, mereka  menangkap kehidupan sehari-hari laki-laki, perempuan, dan anak-anak dari Bayung Gedé, rumah dan kuil-kuil mereka, dan banyak detail menarik lainnya dari kehidupan desa. Selain foto, mereka juga mendokumentasikannya ritual Trance dalam film yang berdurasi sekitar 21 menit. Film ini memberikan sebuah sumbangan berharga dalam dokumentasi budaya nusantara, khususnya budaya ritual Trance di Bali.

Dilansir KabariNews.com, Mead dan Bateson membagi tugas mereka masing-masing. Mead bertanggungjawab terhadap fokus pengambilan gambar, pengauran skala besar kecilnya obek (gambar) dan kedetailan. Sementara suaminya fokus pada proses pengambilan gambar atau rekaman, dan menciptakan narasi-narasi mengenai catatan yang inovatif serta banyak melakukan analisis terakhir terhadap gambar yang telah diambil. 

Hasilnya adalah kontribusi yang cukup besar untuk antropologi visual dan suplemen berharga untuk karya-karya yang diterbitkan dari Margaret Mead dan Gregory Bateson  Karya-karya yang mereka hasilkan dari penelitian mereka di Bali adalah Trance film dan Dance di Bali (1952) dan buku Balinese Character : Sebuah Analisis Fotografi (1942)

Presiden wanita pertama di American Association for the Advancement of Science

Lahir di Philadelphia pada 16 Desember 1901, Margaret Mead adalah putri dari Edward pengajar ilmu ekonomi di University of Pennsylvania dan Emily Fogg Mead. Mead merupakan lulusan dari Barnard College dan menerima gelar Ph.D. dari Columbia University pada tahun 1929. Saat kuliah di Barnard, ia mengembangkan minat dalam antropologi. Di sanalah dia bertemu Ruth Benedict dan Franz Boas salah satu antropolog peringkat dunia

Pada tahun 1925 ia berangkat untuk melakukan penelitian lapangannya di Polinesia. Pada 1926 Mead bergabung dengan American Museum of Natural History, New York City, sebagai pembantu kurator, dan akhirnya menjadi kurator etnologi museum itu dari 1946 hingga 1969. Selain itu, ia mengajar di Universitas Columbia sebagai dosen luar biasa sejak 1954.

Mengikuti teladan gurunya Ruth Benedict, Mead memusatkan studinya pada masalah-masalah asuhan terhadap anak, kepribadian, dan kebudayaan. Mead adalah wanita pertama yang menjadi presiden American Association for the Advancement of  Science. Dia dianugerahi Presidential Medal of Freedom anumerta pada tahun 1979. Mead meninggal di New York City pada 15 November 1978, dalam usia 76 tahun karena kanker. 
 

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami