Pekerja Pariwisata di Dauhwaru Jadi Petani, Ini Kiat Suksesnya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Pengusaha sukses yang lebih suka di panggil petani Wayan Raka (52) bergelut bersama istri tinggal di Lingkungan Sawe Rangsasa, Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana memiliki lahan 3 hektar cengkeh.
Berawal dari hancurnya pariwisata ketika bom Bali pertama. Tahun 2003 mengambil alih profesi menjadi seorang petani dan tak ingin mati dalam satu kerjaan saja.
Wayan Raka ketika ditemui di rumahnya Minggu (25/09/2021) menceritakan saat itulah tidak adanya pariwisata di Bali maka merawat kebun cengkeh sendiri dengan kepemilikan tanah 60 are.
Walau saat itu harga cengkeh berkisar harga 13 ribu per kilo untuk yang kering. Dijual di sekitar di rumah dengan cara lokalan.
"Saat itu dengan tanggung utang dengan bank swasta bisa menghidupkan anak dan istri. Saat itu masa panen cengkeh hanya 1 tahun sekali. Pas waktu itu panen raya dapat menjual 600 kg ketika ditotal bernilai 7 juta. Selain itu tanam coklat yang masa panen sama dengan pohon kelapa," ujar Wayan Raka.
Hingga tahun 2016, ia bisa memiliki tahan seluas 3 hektar keseluruhan termasuk tanah yang ditempatkan sekarang. Walaupun mempunyai hutang di bank swasta, tapi ia bertekad dengan berusaha pasti bisa.
Wayan Raka memaparkan, sebagai petani penggarap, ia juga membeli hasil petani perkebunan seperti cengkeh, coklat, pisang dan tanaman bunga gumitir serta pengadaan bahan pakan ternak terutama babi, justru itu adalah kunci sukses bisa bergeraknya petani.
"Anak saya pertama tamat kuliah kini lebih diajarkan mandiri dengan mendirikan mini market kebutuhan sembako dan kebutuhan rumah tangga, membuat peluang usaha mandiri sehingga tak hanya bergelut di satu sektor saja," tegasnya.
Wayan Raka berpesan, jangan malu jadi petani, tapi malulah bila kita sebagai petani tanpa bergerak di semua bidang di pertanian. Menanam, merawat, bahkan bisa menjual dan mengumpulkan hasil para petani justru ini peluang kesuksesan seorang petani.
Reporter: bbn/jbr