search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pelaku Awalnya Mau Bunuh Shinzo Abe Pakai Peledak
Senin, 11 Juli 2022, 11:50 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Pelaku Awalnya Mau Bunuh Shinzo Abe Pakai Peledak

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Tersangka pelaku penembakan Shinzo Abe mengungkapkan kepada kepolisian Jepang bahwa awalnya, ia berencana membunuh mantan perdana menteri itu menggunakan peledak. Pria bernama Tetsuya Yamagami itu mengatakan kepada penyelidik bahwa awalnya, ia sudah mempersiapkan peledak untuk membunuh Abe saat sang eks PM menghadiri acara di Okayama.

"Saya berencana membunuh mantan PM di sana [Okayama], tapi saya lihat ada prosedur pendaftaran di pintu masuk dan saya rasa akan sulit untuk masuk," ujar Yamagami kepada penyelidik, berdasarkan laporan NHK.

Yamagami akhirnya memutuskan untuk melancarkan aksinya di Nara, di mana Abe dijadwalkan berpidato kampanye di dekat Stasiun Yamato Saidaiji pada Jumat (8/7).

Kepolisian Prefektur Nara mengatakan kepada CNN, rekaman kamera pengawas merekam saat Yamagami meninggalkan Stasiun Yamato-Saidaiji setelah menumpangi kereta menuju acara Abe.

Pembunuhan ini pun menimbulkan tanda tanya terkait keamanan di Jepang, terutama protokol penjagaan pejabat Negeri Matahari Terbit.

Kepala Kepolisian Prefektur Nara, Tomoaki Onizuka, mengakui bahwa pengamanan Abe memang buruk sampai-sampai mantan PM itu bisa ditembak hingga tewas saat sedang berkampanye.

"Tak bisa dimungkiri, ada masalah dengan langkah penjagaan dan pengamanan untuk mantan perdana menteri Abe," ujar Kepala Kepolisian Prefektur Nara, Tomoaki Onizuka, seperti dilansir AFP, Sabtu (9/7).

Ia kemudian berkata, "Selama bertahun-tahun sejak saya menjadi polisi pada 1995, tak pernah ada penyesalan, tak ada penyesalan yang lebih besar dari ini."

Reuters melaporkan, para pejabat di Jepang biasanya bepergian dengan protokol pengamanan yang tak begitu ketat.

Tim pengaman biasanya hanya mengandalkan intimidasi fisik, tanpa dilengkapi persenjataan untuk melindungi sang pejabat dari ancaman serangan, seperti yang biasa terlihat di Amerika Serikat.

Tak lama setelah insiden terjadi, kepolisian Nara sendiri mengakui bahwa Abe hanya dilindungi oleh beberapa petugas kepolisian. Dari segelintir orang itu, hanya satu yang punya spesialisasi senjata.

Di tengah penjagaan yang kurang rapat ini, pelaku dapat dengan leluasa melepaskan tembakan dari jarak dekat ketika Abe sedang berpidato di jalanan Nara.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami