Temui Panglima TNI, Jenderal AS Ungkap Ancaman Besar China
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Kepala Staf Gabungan Militer Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley melakukan kunjungan ke Indonesia dan menemui Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Minggu (24/7/2022). Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama panglima Pentagon ke Indonesia sejak 2008.
Dalam konferensi pers bersama, Milley menegaskan kembali bahwa China telah memperkuat kekuatan militernya dan mulai mengancam negara lain. Ia menyebut hal ini dibuktikan dengan banyaknya pesawat dan kapal milik Beijing yang melintas di wilayah negara lain di sekitar Asia-Pasifik.
"Pesannya adalah militer China, di udara dan di laut, telah menjadi jauh lebih agresif dan terasa lebih agresif di wilayah tertentu ini," ujarnya.
Milley juga menyampaikan kekhawatirannya terkait kerjasama pertahanan antara China dan Solomon. Ia menyatakan Washington dan sekutu utamanya, Australia, telah menyampaikan keberatan mereka terkait kerjasama ini kepada negara kepulauan itu.
"Ini adalah area di mana China mencoba melakukan penjangkauan untuk tujuan mereka sendiri. Dan sekali lagi, ini mengkhawatirkan karena China tidak melakukannya hanya untuk alasan yang tidak berbahaya," tambahnya.
"Mereka mencoba memperluas pengaruh mereka di seluruh wilayah. Dan itu memiliki konsekuensi potensial yang tidak selalu menguntungkan bagi sekutu dan mitra kami di kawasan ini."
Tak hanya itu, Milley juga mengutarakan terkaitnya banyaknya singgungan armada-armada tempur China dengan negara lainnya di Laut China Selatan (LCS). Ia menyebut jumlah singgungan ini semakin meningkat. Diketahui, kapal perang RI sempat bersinggungan dengan kapal perang Beijing di wilayah perairan ini, tepatnya di Kepulauan Natuna.
Lebih lanjut, Milley juga berpesan di depan Jenderal Andika bahwa banyak negara di kawasan Asia-Pasifik telah mengharapkan peran AS yang lebih besar.
"Kami ingin bekerja dengan mereka untuk mengembangkan interoperabilitas dan memodernisasi militer kami secara kolektif," paparnya lagi.
AS diketahui telah memperkuat kehadirannya di wilayah Asia Pasifik, salah satunya adalah pengiriman armada ke wilayah Taiwan dan LCS. Washington mengaku ini dilakukan secara legal dalam misi 'kebebasan navigasi.'
China, di sisi lain, menganggap hal ini sebagai provokasi. Pasalnya, Beijing mengklaim sebagian besar wilayah LCS dan juga Taiwan. Kepala staf gabungan China, Jenderal Li Zuocheng, mengatakan kepada Milley dalam panggilan telepon awal bulan ini bahwa Beijing "tidak memiliki ruang untuk kompromi" pada isu-isu seperti Taiwan.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net