search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kemacetan Mulai Landa Denpasar
Minggu, 30 Desember 2007, 08:02 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali, kini memiliki permasalahan baru. Masalah tersebut adalah kemacetan yang mulai menghiasi di sejumlah ruas jalan kota Denpasar. Tak pelak kondisi itu semakin memperparah kepadatan dan kebisingan Kota Denpasar.



Sejumlah jalan yang sering terkena kemacetan antara lain; Jalan Imam Bonjol, Gajah Mada, Nakula, Kartini, Yudistira dan Werkudara.

Sejumlah masyarakat Denpasar yang ditemui oleh Beritabali.com mengeluhkan masalah kemacetan yang semakin parah ini. Sucita, warga Denpasar yang tinggal di Jalan Werkudara mengatakan, kemacetan di daerah ini hampir setiap hari terjadi.



“Kalau daerah sini hampir setiap hari pasti macet. Menurut saya, penyebabnya karena ruas jalan yang sempit, ditambah lagi jalan ini dipadati oleh mobil-mobil yang parkir,” ujar Sucita.



Lain Sucita, lain pula komentar yang diberikan oleh Ketut Sudiartha. Pria yang sehari-harinya berprofesi sebagai sopir ini mengeluhkan banyaknya ranting pohon yang jatuh ke jalan raya. Pihaknya berharap pemerintah dapat segera memangkas pohon-pohon tua dan lapuk, agar tidak membahayakan pengguna jalan. Ia juga menyayangkan perilaku pengendara yang suka menyerobot jalan hingga menambah parah kemacetan yang terjadi di Denpasar.



“Disini banyak sekali ada pohon-pohon tua. Saya sering takut tertimpa pohon kalau angin sudah kencang sekali. Semoga DKP (Dinas Kebersihan dan Pertamanan, red) bisa segera memangkas pohon yang tua,” harap Sudiartha. (psk)

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami