search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
APBD di Bali Belum Berpihak pada Pertanian-Pariwisata
Kamis, 8 Mei 2008, 22:08 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Bali walau kecil dari ukuran wilayah, namun dalam memberikan kontribusi untuk pendapatan di sektor pariwisata secara nasional ternyata luar biasa besarnya. Dari pendapatan di sektor pariwisata secara nasional yang mencapai Rp 50 triliun, Bali mampu menyumbangkan separuhnya atau sekitar Rp 25 triliun/tahun. Hal itu disampaikan mantan Ketua Bali Tourism Board (BTB), Bagus Sudibya, usai tampil sebagai pembicara pada acara Seminar Perbankan “Peranan Perbankan dalam Menunjang Pertumbuhan Perekonomian di Bali”, di Kantor Bank Indonesia, Kamis (8/5).

“Besaran pendapatan dari Bali itu masih di luar belanjaan wisatawan seperti beli souvenir dan lain-lain,” papar Bagus Sudibya. Walau angka yang dihasilkan Bali sudah tergolong besar, menurut Sudibya, masih perlu dilakukan sinergi antara pertanian dan pariwisata. Namun sayangnya upaya untuk menyinergikan kedua sektor ini hingga kini dinilai baru sebatas dalam tataran wacana. Tatkala terjadi tragedi bom Bali 2002 dan juga 2005, wacana ini pun sempat juga digaungkan.

“Namun sampai saat ini porsi APBD baik di provinsi maupun kabupaten/kota belum menunjukkan keberpihakan pada sektor pertanian dalam arti luas apalagi menyinergikan pertanian dengan pariwisata,” tandanya. Padahal ke depan, lanjut Sudibya, sinergi pertanian-pariwisata itu sangat penting, agar objek wisata yang ada selama ini tidak membuat wisatawan jenuh terutama yang sudah berulang kali (repeater guest) datang ke Bali.

Menurut praktisi pariwisata ini, kegiatan agro wisata bila dilihat dari sudut pariwisata, setidaknya perlu dipersiapkan secara matang dan professional sejumlah prasyarat, yakni (1) tersedianya lahan, (2) tersedianya sumber daya air, dan (3) mempersiapkan tenaga professional di bidang pertanian, estetika serta di bidang pariwisata secara khusus, (4) tersedianya modal, (5) memahami pemasaran serta akses menuju objek wisata, (6) kelengkapan sarana-prasarana objek serta kombinasi yang dapat diciptakan dengan objek-objek wisata yang lain. 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami