search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kusir Dokar Tolak Kenaikan BBM
Sabtu, 17 Mei 2008, 17:10 WITA Follow
image

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.

Kusir dokar(delman) di Semarapura menolak kenaikan BBM. Alasannya, kenaikan BBM akan membuat penumpang semakin sepi. "Walau kami kusir dokar, kami juga tidak setuju BBM naik" kata Ketut Dania (45) asal Desa Galiran, Semarapura Klungkung. Ketut Dania yang menjadi kusir dokar sejak 15 tahun silam itu mengatakan kondisinya sekarang sudah sangat susah. "Sekarang saja penumpang dokar saya sepi, kalau BBM naik, ongkos naik, penumpang saya bakal tambah sepi" ujarnya.

Menurut penuturannya, setelah tragedy Bom Bali, jumlah dokar yang berkeliling di kota Semarapura menurun drastis. "Kini hanya tinggal 5 saja, pak, dokar di Semarapura. Tahun 2000 jumlahnya sampai sekitar seratus," imbuhnya. Walau kuda tidak makan bensin, kata Ketut, harga bahan pokok bakal naik tajam, sehingga akanberpengaruh juga pada dirinya. "Sekarang saja beras di pasar sudah naik limaratus rupiah, padahal BBM belum naik."

Keberatan juga disampaikan Kadek Satya (37), asal banjar Lebah, Semarapura, yang sehari-hari ia berjualan nasi di depan rumahnya. "Serba susah, kalau harga nasi seporsi naik bakal tidak ada yang beli dikurangi lauknya pembeli bakal protes." ungkapnya. Dengan adanya kenaikan BBM, kata Kadek, gaji 4 orang karyawannya juga harus naik pula. Sementara daya beli masyarakat sangat menurun dan yang paling dirasakan adalah kenaikan harga beras. "Bagaimana dengan pemerintah ini, padahal negara penghasil minyak, juga pohon kelapa banyak, kok minyak bisa mahal?" ungkapnya. 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami