search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Naik Vespa Sprint 1968 Keliling Indonesia
Jumat, 15 Januari 2010, 08:42 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dengan mengendarai sebuah vespa tua buatan tahun 1968, seorang pemuda asal Bengkulu melakukan perjalanan keliling Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Saat ini, Hendrajaya, nama pemuda ini, tengah mampir di Bali.

Bali menjadi propinsi ke-31 yang berhasil dikunjungi Hendrajaya, dengan vespa tua 'sprint' keluaran tahun 1968 miliknya. Setibanya di Bali, Hendrajaya menyempatkan diri untuk berkeliling di Kota Denpasar. Perjalanan keliling Indonesia dengan vespa tua yang dilakukan Hendra jaya berawal dari Pemilu Presiden 2004 lalu.

Saat SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) berhasil memenangkan pemilu presiden 2004, saya langsung menyatakan akan membayar nazar yakni keliling Indonesia dengan menggunakan vespa tua, kata Hendra, saat ditemui di Denpasar, hari ini (15/01).

Nazar atau kaul untuk kemenangan SBY dalam pemilu ini baru bisa dilaksanakan Hendra pada tahun 2006. Pada 18 Juni 2006, dengan modal Rp 1,5 juta, saya memulai perjalanan keliling Indonesia dengan vespa tua. Saya mulai dari nol kilometer di kota Sabang Aceh, jelasnya.

Sejak tahun 2006, Hendrajaya mulai perjalanan menelusuri berbagai kota di Indonesia mulai kota yang ada di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, NTB, NTT, Ambon, hingga ke Papua.

Setelah menempuh perjalanan selama dua tahun, pada tahun 2008 lalu Hendrajaya baru berhasil tiba di kota Merauke Papua, di ujung paling timur Indonesia.

Selama melakukan perjalanan keliling Indonesia dengan vespa tuanya, Hendrajaya mengaku sudah mendapat berbagai pengalaman baik suka maupun duka.

Dalam perjalanan dari Mamuju ke Palu Sulawesi, saya pernah tidur dua hari dua malam di pinggir hutan akibat pecah velg ban. Saya juga pernah dihadang empat orang anggota OPM di Wamena Papua. Tulang bahu saya patah terkena pukulan rotan, karena menolak perintah OPM untuk mengganti bendera merah putih di vespa saya dengan bendera bintang kejora OPM, kata Hendra, sambil menunjukkan bekas luka di bahu kirinya.

Saat berkunjung ke berbagai wilayah di Indonesia, Hendrajaya selalu menyempatkan diri membeli souvenir khas daerah yang disinggahinya. Souvenir itu kemudian digantung di vespa tuanya sehingga menyerupai galeri seni berjalan.

Ia juga sudah berhasil mengumpulkan ribuan tanda tangan prajurit TNI mulai pangkat paling rendah hingga jenderal, dan tandatangan pemimpin daerah dari berbagai pelosok tanah air.

Selama melakukan perjalanan keliling Indonesia, saya sudah mengganti ban vespa selama 50 kali dan turun mesin sebanyak 6 kali. Semua kendala yang saya hadapi dalam perjalanan bisa diatasi berkat bantuan berbagai pihak yang simpati dengan hal yang saya lakukan, termasuk dari klub vespa tua di pelosok tanah air, tuturnya.

Kini Hendrajaya sudah berhasil berkeliling 31 propinsi di Indonesia dengan total jarak tempuh sejauh 70.000 kilometer lebih. "Selain untuk lebih mengenal berbagai budaya Nusantara, perjalanan ini juga untuk menggemakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa di seluruh pelosok tanah air," ujarnya.

Dari Bali, Hendra akan melanjutkan perjalanan ke Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, sebelum kembali ke kampung halamannya di Desa Rawa Makmur, Bengkulu.

Kisah perjalanan keliling Indonesia dengan vespa tua ini rencananya akan saya tuangkan dalam sebuah buku. Mudah-mudahan saja ada pihak yang mau membantu saya dalam penyusunan dan penerbitan buku ini, pungkasnya. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami