Mahasiswa : Mereka Bukan Mahasiswa ISI Denpasar
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Demo yang digelar Somasi di Kejaksaan Negeri Denpasar dan mengatasnamakan mahasiswa Institute Seni Indonesia (ISI) Denpasar, menuai protes. Belasan mahasiswa yang berdemo di Kejari menurut mahasiswa ISI Denpasar, adalah orang – orang luar yang dibayar.
Demikian ditegaskan salah seorang mahasiswa, Ida Bagus Surya Pradanta sekaligus Ketua Amunisi Bali. Menurutnya, demo Somasi ke Kejari merupakan alasan yang tidak objektif. Surya meragukan belasan pendemo dari orang orang ISI Denpasar.“Saya meragukannya. Mereka merupakan orang orang luar dapat ditebak itu aksi demo pesanan,” tegasnya, pada Senin(02/08).
Senada yang dikatakan I Gusti Putu Adiputra, mahasiswa jurusan Karawitan semester 6 ISI Denpasar. Dikatakannya, sejauh ini ISI Denpasar sangat terbebani dengan aksi demo yang ditunggangi elemen-elemen tertentu. Padahal mereka sendiri, mahasiswa ISI Denpasar tidak pernah melakukan aksi demo.
“Kami merasa terbebani dengan aksi aksi seperti itu. Kami meminta Jaksa lebih memahami mana yang salah,” pintanya. Adiputra menduga, aksi yang dilakukan di Kejari, Senin (02/08) sengaja dibayar.“Apalagi jaman sekarang, segalanya diatur dengan uang. Dalam pandangan kami seperti itu bisa saja dibayar Rp 50 ribu perorang, nama ISI tercoreng moreng,” bebernya.
Mahasiwa lainnya, I Made Yoga Sumadi, meminta kepada mahasiswa lainnya, untuk tidak terpengaruh akan aksi aksi yang mencoreng nama ISI Denpasar. Mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan jurusan Karawitan semester 6 ini mengungkapkan, bahwa persoalan ISI Denpasar hanyalah perorangan.
Hanya saja, persoalan ini kerap menganggu aktivitas belajar mengajar mahasiswa. Bahkan ada ada segelintir orang yang berusaha “meracuni” mahasiswa baru yang tidak mengetahui duduk persoalan. “Ada, saya tau orangnya. Adanya SMS, ancaman, catut mencatut mahasiswa,” ujarnya.
Meski demikian, para mahasiswa ini tidak akan melakukan demo balasan untuk mengimbangi demo Somasi. Para mahasiswa meminta persoalan ini jangan dijadikan untuk kepentingan pribadi dan bukan lembaga.“Mahasiswa jangan dijadikan ajang politik. Kami tidak mendukung siapa pun. Jangan menyeret nama pak Rai, masih banyak kasus korupsi yang belum diselesaikan. Jangan sampai maling teriak maling,” ucap mereka tegas.
Mahasiswa juga menegaskan bahwa mereka bukan orangnya Prof Wayan Rai. Mereka adalah penegak ISI Denpasar yang harus membentengi kinerja seorang Rektor, karena itu adalah pilihan Pemerintah.
Reporter: bbn/bgl