search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kuras Kolam Buaya Ganas, Siapa Takut
Minggu, 20 Mei 2007, 18:56 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Buaya dikenal sebagai binatang buas dan menakutkan. Namun di Denpasar Bali, satu keluarga mendedikasikan sebagian waktunya untuk merawat puluhan buaya ganas berukuran besar yang sebelumnya hidup terlantar dan sakit. Sore itu, Dina Agustina dan tiga anak-anaknya yakni Jessica, Jennifer, dan Thomas, sudah berada di kolam penampungan buaya terlantar di kawasan suwung denpasar.

Hari itu Dina dan anak-anaknya akan melakukan rutinitas mingguan yakni membersihkan kolam buaya, sekaligus memeriksa kondisi puluhan buaya yang dirawatnya. Dengan dibantu Pak Endang, seorang petugas dari BKSDA Bali, Dina langsung turun ke kolam penampungan buaya.

Meski terdapat puluhan buaya ganas di sekitarnya, wanita yang akrab dipanggil Bu Nana ini tak merasa takut dan mulai menguras air kolam yang mulai kotor. Tak hanya Dina, tiga anaknya yakni Jessica, Jennifer, dan thomas pun ikut turun ke kolam penampungan buaya.

Bersama-sama, keluarga penyayang binatang ini mulai membersihkan kolam buaya dari berbagai macam kotoran termasuk tulang tulang sisa makanan buaya. Selain membersihkan kolam penampungan, Dina juga menghitung jumlah buaya yang ada sekaligus memeriksa kondisi fisik buaya yang dirawatnya.

“ 22 buaya yang saya rawat ini berukuran besar yakni ukuran panjang 3 hingga 4 meter lebih dengan berat mencapai 500 kilogram. Buaya yang sebelumnya menghuni Taman Festival Bali ini, mulai saya rawat dua tahun lalu karena hidup terlantar setelah taman festival ditutup Pemprov Bali,” jelas Dina belum lama ini.

Untuk memelihara puluhan ekor buaya ganas berukuran besar ini tidaklah mudah. Selain harus menguras kolam penampungan seminggu sekali, Dina juga harus mengeluarkan dana pribadi yang jumlahnya tidak sedikit, untuk membeli makan puluhan buaya ini tiga kali seminggu.

“Untuk sekali makan, satu ekor buaya saja bisa menghabiskan hingga 50 kilogram daging ayam. Jadi kalau harus beri makan 22 ekor buaya tiga kali seminggu, ya hitung saja biayanya. Tapi itu bukan masalah bagi saya,” ujar Dina.

Meski beresiko dan berbiaya tinggi, Dina dan keluarganya bertekad akan terus merawat puluhan buaya ini dengan penuh kasih sayang.  Jika buaya-buaya yang dirawatnya selama ini akan diambil oleh lembaga konservasi di Bali, Dina hanya berharap ada koordinasi yang baik dengan dirinya.

“Saya tidak keberatan buaya-buaya yang saya rawat ini diambil alih lembaga konservasi. Tapi saya minta ada koordinasi yang baik antara pihak BKSDA dengan saya, sehingga saya bisa membantu memindahkan buaya-buaya ini. Yang terjadi saat ini, tidak ada koordinasi sama sekali mengenai rencana pemindahan buaya-buaya ini ke Taman Safari Gianyar. Padahal selama ini saya yang merawat buaya-buaya ini,” ujarnya.
 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami