search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Beredar SMS Balas Dendam Pengidap HIV-AIDS
Selasa, 21 Juni 2011, 21:41 WITA Follow
image

google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Beberapa hari belakangan warga Buleleng dilanda keresahan dengan beredarnya pesan singkat atau SMS berantai. SMS berisi peringatan soal adanya penderita HIV/AIDS, yang akan melakukan balas dendam menularkan penyakit tersebut kepada orang lain melalui tusuk gigi.

Dalam pesan SMS yang dikirim secara berantai itu menyebutkan, penderita HIV/AIDS merasa tidak dipedulikan oleh pemerintah sehingga akan menularkan penyakit yang dideritanya melalui tusuk gigi yang barada di sejumlah restoran maupun rumah makan.

“Tolong dishare, ada info yang cukup mengejutkan dari dokter dan LSM yang menangani masalah narkoba. Para penderita HIV/AIDS yang merasa putus asa dan merasa tidak ada kepedulian pemerintah terhadap mereka, mulai dendam. Mereka berniat menyebarkan penyakit ini dengan media tusuk gigi yang banyak terdapat di restauran dan rumah makan. Memakai tusuk gigi tersebut hanya untuk melukai gusinya supaya berdarah lalu diusap hingga tidak kelihatan darahnya, kemudian tusuk gigi yang sudah tercemar tersebut dikembalikan ke tempatnya, harap jadi perhatian!!!,” demikian bunyi pesan singkat yang membuat resah Warga Buleleng.

Ketua Komisi Penanggulang AIDS Daerah (KPAD) Buleleng Made Arga Pynatih, Selasa (21/6) dikonfirmasi terkait SMS yang beredar itu mengatakan, secara teoritis tusuk gigi bekas darah orang dengan HIV/AIDS tidak bisa menularkan penyakit yang belum ditemukan obatnya itu.

”Saya kira tusuk gigi berisi darah penderita HIV/AIDS tidak akan menularkan penyakit itu karena sudah terkontaminasi udara bahkan sudah kering,”ujarnya.

Arga Pynatih yang juga Wakil Bupati Buleleng memaparkan, penularan efektif terjadi apabila melalui transfusi darah yang sudah terkontaminasi dengan penderita HIV/AIDS atau kontak seksual dengan penderita.

 



Adanya SMS yang beredar dengan mengatasnamakan penderita HIV/AIDS dan meresahkan warga dinilai sebagai sensasi murahan. Sebab selama ini Pemerintah melalui KPAD dan sejumlah relawan secara gencar melakukan pendampingan terhadap korban HIV/AIDS. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami