search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mendengar Alunan Musik Dangdut di Cartagena
Rabu, 10 Agustus 2011, 07:05 WITA Follow
image

beritabali.com images

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Mantan Bendahara Partai Demokrat M Nazaruddin dibekuk di kota pantai Cartagena, Kolombia, Minggu (7/8). Seperti apa suasana kota Cartagena Kolumbia ini. Berikut laporan wartawan beritabali.com, Eka Juni Artawan, yang pada tahun 2007 lalu sempat berkunjung ke kota wisata itu.

Cartagena merupakan sebuah kota wisata yang terletak di pingir pantai. Letaknya yang dikelilingi pulau membuat ombak disana relatif tenang.

Di dermaga pelabuhan Cartagena, Kolombia, kapal-kapal dari berbagi jenis dan negara pernah berlabuh. Jenis kapal yang berlabuh pun beragam mulai kapal penangkap ikan, kapal pengangkut kontainer, serta kapal pesiar mewah dengan berbagi ukuran.

Melangkah dari pelabuhan ke arah kota akan nampak beberapa kios- kios penjual cenderamata atau souvenir khas Cartagena. Penjualnya dengan ramah menyapa dan mempersilakan pengunjung untuk masuk.

Penjaga toko souvenir umumnya perempuan. Beberapa orang dari mereka bisa menyapa dengan bahasa Indonesia. Ini karena hampir setiap hari mereka bertemu langsung dengan awak kapal dari Indonesia yang sedang berlabuh di sana.

Di salah satu toko souvenir, tampak beberapa awak kapal ikan dan kontainer asal Indonesia  yang tengah berbelanja oleh-oleh khas Cartagena Kolumbia.

Di salah satu blok pertokoan  terdengar keras lantunan musik dangdut melayu ( sebutan orang Indonesia). Lagu dangdut itu, menurut informasi, diperoleh pemilik toko dari awak kapal asal Indonesia yang dengan sengaja memberinya untuk perempuan-perempuan penjaga toko.

Lengkaplah sudah, suasana pantai dengan alam dan cuaca yang hampir sama di Indonesia serta diiringi lirik musik dangdut yang membahana di pusat pertokoan Cartagena.

Melangkah sedikit jauh dari areal pelabuhan, suasana ketat mulai terlihat dari penjagaan petugas keamanan setempat.

Seorang pelaut dari Indonesia waktu itu berpesan, jika sedang berkunjung ke Cartagena, ID atau kartu pengenal pelaut yang merupakan pengganti dari passport hendanya diperlihatkan tergantung di leher. Pergi pun hendaknya jangan sampai sendirian, agar ketika terjadi sesuatu atau tersesat di jalan biar secepatnya mendapat pertolongan dan saling membantu mengingat arah ke dermaga.

Sebagian penduduk di sana agak sulit untuk diajak komunikasi menggunakan bahasa Inggris. Umumnya mereka menggunakan bahasa yang mirip Spanyol.

Apapun yang kita beli di Cartagena, maka penjualnya akan menerima jenis mata uang dolar Amerika. Jadi kebanyakan para pelaut serta wisatawan pesiar berbelanja dengan mengguanakan mata uang dollar tanpa harus menukar lagi dengan mata uang yang meraka gunakan. Begitu juga dengan uang kembalian, mereka sudah siapkan sendiri.

Di dekat pusat kota Cartagena, suasana Indonesia akan perlahan menghilang. Tanaman jenis kelapa, bunga kembang kertas yang utuh akan perlahan lenyap dari pandangan berubah menjadi bangunan khas Eropa. Menginjak areal perkotaan akan nampak kesibukan dari berbagai profesi lalu lalang di jalan dengan kendaraan maupun pejalan kaki.

Di pinggir jalan terlihat bar-bar kecil tempat bersantai sambil menikmati minuman bir  atau kopi.

 



Sebagian besar bangunan di sana tidak jauh berbeda dengan bentuk – bentuk bangunan yang ada di Eropa. Begitu juga penduduknya merupakan hampir sama dengan bentuk wajah orang Spanyol atau Portugis. 
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami