search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Foya-Foya dengan Cewek Kafe, Gadaikan SK PNS
Senin, 15 Agustus 2011, 19:26 WITA Follow
image

google.co.id/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Fenomena kafe masuk desa kini marak di se antero Bali. Sebagian besar kafe di pelosok desa ini masuk kategori liar alias tidak berijin resmi. Ada banyak dampak negatif yang ditimbulkan oleh munculnya kafe-kafe liar ini, khususnya terhadap warga desa di sekitar kafe. Seperti apa?

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di wilayah Kabupaten Badung bagian utara, sebut saja Nyoman Polos, merupakan salah seorang warga Bali yang terkena dampak negatif dari munculnya kafe liar. Nyoman yang sebelumnya tergolong pria baik-baik, kini sudah kecantol seorang wanita pelayan kafe atau yang lebih dikenal dengan sebutan cewek kafe.

Bisa dikatakan mata Nyoman sudah dibutakan oleh bujuk rayu cewek kafe yang kini menjadi wanita simpanannya. Selain menelantarkan anak dan istrinya di rumah, Nyoman  juga nekat menggadaikan surat keputusan atau SK PNS miliknya.

"Ia nekat menggadaikan SK PNS di sebuah bank pemerintah senilai Rp 80 juta. Dalam waktu dua bulan saja uang puluhan juta rupiah itu sudah ludes untuk foya-foya bersama cewek kafe simpanannya. Ia indekos dengan cewek kafe, foya foya di kafe dan makan enak," ujar seorang warga yang tinggal satu desa dengan Nyoman Polos, yang enggan disebut namanya.

Kisah lain soal dampak buruk kafe liar masuk desa ini juga muncul di daerah Mengwi Kabupaten Badung. Menurut seorang warga Mengwi yang enggan disebut namanya, di wilayah Mengwi keberadaan kafe-kafe kini sudah menjamur. Sebagian besar merupakan kafe liar yang tidak mengantongi ijin resmi.

"Di desa saya ada seorang petani yang sudah tergolong kakek-kakek juga terpincut cewek kafe. Dengan bangganya dan tanpa rasa malu, warga yang sudah tua ini membonceng cewek kafe muda asal Jawa Timur di jalan kampungnya, padahal ia sudah punya anak cucu. Dia juga yang mengantar jemput cewek kafe itu ke tempat kerjanya. Motor miliknya dan juga saudara-saudaranya juga sudah digadai untuk foya-foya sama cewek kafe," ujar pria warga Mengwi yang juga enggan ditulis namanya dengan alasan tidak enak dengan warga di lingkungan tempat tinggalnya.

Terkait hal ini, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sebelumnya telah merekomendasikan kepada para bupati se-Bali untuk segera menutup tempat hiburan berupa kafe yang tak memiliki izin. Kafe-kafe liar yang marak muncul di Bali ditengarai sebagai salah satu sumber penyebaran virus HIV/AIDS dan peredaran narkoba.

Gubernur Mangku Pastikan menjanjikan pemberian bantuan jika ada perlawanan dari para pemilik kafe.

“Kita siap memback up, kita akan bantu kalau memang kesulitan ada masalah apa, pastilah. Karena bagaimanapun kan reaksi masyarakat sudah banyak. Terus akibat keberadaan kafe juga sudah terasa," kata Pastika belum lama ini.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan pembongkaran kafe tidak perlu disertakan uang ganti rugi. Pemerintah Bali sebelumnya mengaku tak pernah mengeluarkan izin untuk pendirian kafe.

 



Namun apa yang disampaikan oleh Gubernur Bali hingga kini belum direspon oleh para bupati di seluruh Bali. Kafe-kafe liar plus cewek kafenya  makin menjamur hingga ke pelosok desa, menawarkan kesenangan sesaat dan kenikmatan semu bagi pelanggannya. 

 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami