search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pesisir Pebuahan Semakin Terkikis
Selasa, 15 Mei 2012, 19:33 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Kondisi pesisir pantai Pebuahan, Dusun Pebuahan, Desa Banyubiru, Negara kian parah dan semakin memprihatinkan. Kawasan pesisir pebuahan yang dikenal dengan wisata kuliner kian tergerus oleh gelombang laut.

Akibatnya abrasi semakin parah, namun hingga kini belum ada penanganan serius dari pemerintah. Jika ini tidak segera mendapat penanganan bukan tidak mungkin rumah-rumah makan yang berjejer dikawasan tersebut akan rata dengan tanah seperti abrasi yang terjadi baru-baru ini di kawasan Desa Candikusuma dan Pengambengan dimana puluhan rumah warga lenyap disapu ganasnya ombak pantai.

Berdasarkan pemantauan Beritabali.com kerusakan di pesisir akibat gerusan ombak  makin parah. Tembok-tembok yang membendung tempat warung kuliner sepanjang bibir pantai kini bagian pondasinya sudah mulai terkikis air. Pengikisan terparah terjadi saat air laut mengalami pasang terutama bertepatan bulan purnama. Pada hari purnama gelombang pasang sampai naik kedaratan sehingga membuat panik warga sekitar.

Yang paling meresahkan, kini jarak bibir pantai dengan pemukiman warga sudah semakin dekat. Dengan kondisi ini tidak hayal membuat  warga sekitar semakin was-was. Saat malam hari  mereka mengaku  kerap tidak bisa tidur nyenyak jika gelombang laut  semakin mengganas. Yang bisa mereka lakukan hanyalah waspada terhadap bahaya gelombang laut.

“Kami saat malam selalu cemas, apalagi saat purnama air laut sangat besar. Suara gemuruhnya membuat kita takut,” ungkap Ahmad Jafar, seorang nelayan yang tinggal di pesisir pantai pebuahan. Menurut Jafar sejak dua bulan berselang tebik di bibir pantai sudah tergerus sepanjang lima meter. Akibatnya jarak pemukiman warga dengan pantai kini tinggal 15 meter saja.  

Hal yang sama juga diungkapkan Haji Zaky, pemilik  warung kuliner di pesisir pantai tersebut. Dia mengaku pasrah melihat gelombang yang sewaktu-waktu mengganas. Bahkan pengaman berupa senderan yang  dibangun sekitar dua bulan lalu, telah ambrol.” Pengaman beton saja jebol apalagi hanya tanggul dari pasir dalam karung seminggu saja ambles,” terang Zaky saat dikonfirmasi Selasa (15/5).

Sementara itu menurut data dari Dinas PU Jembrana tercatat dari 76 kilometer panjang pesisir pantai Jembrana, 20 kilometer lebih mengalami abarasi.  Kerusakan teresbut berada di 21 titik bibir pantai dari Kecamtan Pekutatan hingga Kecamatan Melaya. Kerusakan parah terjadi di pantai Pebuahan, Candikusuma dan Pengambengan.

 

Sementara upaya penanganannya  dari tahun 2011 baru bisa ditangani sepanjang enam kilometer, dengan membuat senderan. Sedangkan sisanya rencananya ditangani tahun ini, itupun yang segera bisa terujud baru sepanjang 232 meter, yakni 100 meter di bibir pantai Pekutatan, sisanya di pantai Candikusuma.

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami