search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bali Terancam Jadi Provinsi Miskin
Rabu, 30 Januari 2013, 13:24 WITA Follow
image

google.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tokoh masyarakat Bali, I Gusti Ngurah Harta menyoroti secara keras kemegahan semu industri pariwisata Bali. Menurut dia, pembangunan sarana industri pariwisata tanpa memperhatikan tradisi masyarakat Bali yang berbasis pada pertanian, dapat menjadi bumerang bagi Bali.

"Bali sedang bunuh diri. Dulu orang ke Bali karena keramahan orang Bali. 30 tahun ke depan, Bali bisa menjadi provinsi termiskin ketika pariwisata sudah bangkrut. Bali tak punya pemasukan lain, selain dari pariwisata," kata Ngurah Harta, Rabu (30/1/2013).

Bali, jelasnya, tersohor karena masyarakatnya yang berbasis agraris. Tapi ilmu pertanian itu kini tak pernah dilestarikan. Padahal Bali dikenal dan menjadi beda karena karakter agrarisnya. Menurut dia, salah satu penyebab pertanian ditinggalkan karena perhatian minim dari pemerintah. "Pupuk mahal. Ketika panen melimpah, daya jualnya lemah. Ini yang membuat orang bosan dan meninggalkan pertanian. Petani itu dapat apa? Tidak dapat apa. Yang tidak disadari, pariwisata Bali itu sesungguhnya uforia belaka saja," tutup Ngurah Artha.

Yang lebih menyedihkan, imbuh Sesepuh spiritual perguruan Sandhi Murti ini, tiap tahunnya ribuan lahan persawahan di Bali hilang, beralihfungsi menjadi akomodasi pariwisata. "Setiap tahun seribu hektar lahan pertanian Bali habis beralihfungsi," paparnya. Menurut Ngurah Harta, sejak 20 tahun lalu, ketika industri pariwisata Bali meroket, dunia pertanian mulai ditinggalkan.

"Orientasi kita boleh ke industri, tapi yang memegang peranan penting adalah agraris. Itu yang jangan dilupakan. Turis itu mencari alam, budaya dan karakter penduduk," ingat pria yang akrab disapa Turah itu. Untuk itu, Ngurah Harha meminta agar pengambil kebijakan di Bali harus memikirkan sektor pertanian dengan baik.

"Siapa yang bilang Bali ini indah? Tidak juga. NTT, Lombok, Jawa jauh lebih indah. Yang membuat Bali terkenal karena budayanya. Budaya itu berasal dari agraris. Jika tidak diurus, 30 tahun lagi menjadi pulau pengemis," ucapnya. Ngurah Harta mengingatkan generasi muda Bali harus mulai menyadari dan memahami potensi Bali sesungguhnya.

"Mereka bisa hidup enak seperti sekarang, ini karena apa?. Itu yang harus dipahami, bukan malah dijual tanah, dikavling-kavling," tegasnya. Hal yang menyebabkan industri pariwisata Bali begitu hebat meninggalkan perilaku leluhur yang berbasis Agraris, kata Ngurah Artha, lantaran mulai melunturnya budi pekerti. "Itu yang hilang di Bali. Ketika para tokoh Bali lebih mengedepankan materi, yang terabaikan adalah kebersamaan dalam menjaga Bali," terangnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami