Tradisi Unik
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Sehari setelah Nyepi, warga Sesetan Denpasar menggelar tradisi omed-omedan. Tradisi ini sudah ada jauh sebelum zaman penjajahan dan diwarisi turun temurun.
Omed-omedan merupakan tradisi yang dilakoni anak-anak muda. Remaja perempuan dan lelaki berbaris satu barisan yang saling berhadap-hadapan. Dari barisan lelaki dan perempuan, yang akan melakukan ritual omed-omedan akan digendong. Keduanya lalu dipertemukan. Mereka berciuman. Ciuman mereka terhenti ketika para tetua adat membunyikan pluit dan menyiramkan air.
Penglingsir Puri Oka, I Gusti Ngurah Oka Putra menjelaskan, omed-omedan merupakan tradisi dan budaya unik yang ada di Banjar Kaja Sesetan, Denpasar. Tradisi ini, menurutnya, sudah ada jauh sebelum zaman penjajahan dan diwarisi turun temurun.
"Disamping memiliki nilai kebersamaan, tradisi ini diyakini memiliki nilai sakral karena terkait dengan sesuhunan (dewa yang dipuja) di Pura Banjar," jelas Ngurah Oka, Rabu (13/3/2013).Tradisi ini tiap tahunnya digelar setiap penanggal kaping siki sasih kedasa atau dikenal dengan Ngembak Geni (sehari setelah Nyepi).
"Tradisi omed-omedan, merupakan luapan kebahagiaan anak-anak muda saat Ngambek Geni. Omed-omedan adalah tarik menarik. Kami menolak keras omed-omendan identik dengan cium-ciuman," jelasnya.
Tradisi omed-omedan, sambung Ngurah Oka, memiliki beberapa fungsi, di antaranya adalah penghormatan terhadap leluhur, memupuk rasa kesetiakawanan dalam kerangka saling asah, asih dan asuh. Juga menjaga keharmonisan hubungan sesuai dengan norma yang berlaku, membangun solidaritas dan persatuan masyarakat dalam situasi suka duka, dan ada unsur hiburan.
Suatu ketika, tradisi ini pernah ditiadakan. Kemudian warga melihat pertarungan dua ekor babi yang asal muasalnya tidak jelas siapa pemiliknya. Setelah ditempuh cara spiritual dan mapinunas (permintaan) saat Pujawali di Banjar Kaja, itu (omed-omedan) adalah kehendak sesuhunan yang harus diteruskan pelaksanaannya.
Reporter: bbn/net