search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Disayangkan, Tindakan Ketut Pujayasa Serang Penumpang
Sabtu, 22 Februari 2014, 10:03 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Tindakan kru kapal pesiar asal Buleleng Bali, Ketut Pujayasa, menyerang salah seorang penumpang MS Nieuw Amsterdam mendapat berbagai macam reaksi. Ada yang mendukung ada juga yang menyayangkan tindakan yang diambil Ketut. Salah seorang mantan kru kapal pesiar asal Klungkung, Bali misalnya, menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Ketut Pujayasa. "Harusnya dia melapor ke manajer nya, kalau merasa dikasari atau dimaki oleh tamu. Selanjutnya manajer nya bisa mengambil keputusan apakah dia tetap melayani tamu di kamar itu atau diganti orang lain.

Jadi bukannya mengambil tindakan sendiri, apalagi seperti mencoba membunuh dan memperkosa penumpang. Itu tentu saja tidak benar," jelas pria yang enggan disebut namanya. Pria yang berlayar di kapal pesiar Amerika di era tahun 90 an ini mengakui, bekerja di kapal pesiar di luar negeri memang penuh tekanan.

"Maaf saja, di kapal pesiar banyak penumpangnya yang 'buduh buduh' ('gila-gila'), demikian juga dengan kru kapal pesiar, juga ada yang sudah berlaku seperti agak 'buduh', mungkin karena akibat terlalu lama di kapal dan tekanan pekerjaan yang memang berat. Itu di kapal pesiar ada paket tur yang penumpangnya bugil semua, dari sana saja kita sudah bisa menilai seperti apa suasana atau situasi di kapal pesiar tersebut," jelas pria yang dulu bekerja di bagian cabin steward di perusahaan kapal pesiar ternama ini.

Apa yang menimpa Ketut Pujayasa, juga akibat dari adanya benturan budaya. Dimana makian son of b*#ch yang dilontarkan tamu, diartikan sebagai penghinaan terhadap ibu kandungnya.

"Makian dari tamu seperti son of b*#ch itu itu bagian dari resiko bekerja di kapal pesiar. Bagi orang Amerika, itu umpatan kasar yang lazim diucapkan antar sesama mereka, ini lebih ke persoalan benturan budaya antara budaya kita dan budaya Amerika.

Dan itu bisa dilaporkan ke atasan kita untuk dicari solusinya, bukan dengan ambil tindakan sendiri, karena dikapal pesiar semua hal sudah di atur sedemikian rupa,"ujarnya.

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami