search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ratusan Anak Penyu Dilepas di Pantai Serangan
Rabu, 8 Oktober 2014, 15:39 WITA Follow
image

bbn/ist/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Sebanyak 850 tukik atau anak penyu dilepas di Pantai Serangan Denpasar hari ini (8/10/2014). Pelepasan ratusan ekor tukik ini dilakukan oleh Pusat Konservasi dan Pendidikan Penyu (TCEC) Serangan, Kota Denpasar. Sebanyak 850 ekor tukik dilepas di pinggir Pantai Serangan.

"Hari ini kami melepaskan sebanyak 850 ekor tukik dan dua ekor penyu hijau ke habitatnya. Kegiatan ini sebagai upaya melestarikan satwa langka yang telah dilindungi undang-undang," kata Manajer TCEC Serangan Wayan Geriya.
 
Tukik yang dilepas ke alam liar adalah hasil dari penangkaran di TCEC. Sebelumnya telor-telor penyu tersebut diambil dari sejumlah pantai, yakni di sekitar Pantai Serangan (Denpasar), Gianyar dan Klungkung.

"Ada juga telor penyu yang kami tangkarkan selama ini diserahkan dari para nelayan yang peduli dengan lingkungan khususnya habitat penyu," katanya.

Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. 

Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. 

Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.

Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsa alaminya seperti kepiting, burung dan tikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.

Di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu Penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi), Penyu lekang (Lepidochelys olivacea), Penyu belimbing (Dermochelys coriacea), Penyu pipih (Natator depressus) dan Penyu tempayan (Caretta caretta). Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia.

Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50 kilogram. Namun demikin, jenis yang paling sering ditemukan adalah penyu hijau.

Penyu, terutama penyu hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa beberapa hewan kecil.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami