search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putra Jembrana yang Sukses di Papua Barat
Minggu, 19 Oktober 2014, 18:25 WITA Follow
image

bbn/made paling kanan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Menjadi sukses di tanah rantau (Manokwari, Papua Barat) bukanlah impian I Made Astama Wijaya, tatkala meninggalkan kampung halamannya di Bali. Nasibnya berkata lain. Puluhan tahun berkarir sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kabupaten Manokwari dan Pemerintah Propinsi Papua Barat, hasilnya menuai berkat. Belbagai jabatan strategis pernah Dia tempati.

Awal karirnya dimulai setelah menamatkan kuliah di Universitas Cendrawasih, jurusan Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN). Ditempatkan di Sekretariat Daerah Pemkab Manokwari. Kemudian pindah tugas ke DLLAJ (Sekarang Dinas Perhubungan, red). Pernah juga menjabat Sekwilcam.

Untuk jabatan di Pemprov Papua Barat, antara lain, Kepala Bidang Pengawasan Pembangunan di Bawasda, Kepala Bagian Otonomi Daerah, juga di Dinas Pariwisata. Kabag Pemberitaan dan Penerbitan di Biro Humas dan Protokoler, Kepala Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi. Dipenghujung karirnya Pemprov mempercayakan Dia menjabat Kepala Biro Umum.

"Sebelum mutasi ke Pemprov, tiga tahun bekerja di Kotamadya Denpasar (Kepegawaian dan Kesbangpol)," ungkap suami dari Pradnja Maitri, SE yang juga berprofesi PNS dengan jabatan Sekretaris Badan Kepegawaian di Pemprov PB.

Rupanya, mutasi ke Pemkot Denpasar itulah yang kemudian memuluskan karirnya ke level Provinsi. Nasib orang siapa tahu. Mungkin sudah takdir, sementara waktu berbakti di tanah kelahiran.

Kendati berkat yang dicapai dari karirnya sekarang terbilang bagus, Made mengaku sempat stres dan bingung ketika karirnya tetap bercokol di Setda Manokwari (Tujuh tahun), sekalipun memiliki track record bagus. Sebaliknya, karir teman-teman seangkatannya melonjak terus. Alasan inilah yang kemudian memotifasi kepindahannya ke Pemkot Denpasar. Karena bujukan Pak Nataniel Mandacan (Sekarang Sekda PB), dirinya kembali ke Manokwari.

"Masih di Denpasar, saya diminta sejumlah pejabat daerah untuk membantu pekerjaan mereka. Diantaranya, Bupati Manokwari Dominggus Mandacan (Saat itu), Carateker Pemkab Teluk Bintuni Decky Kawab (Saat itu) dan Bupati Teluk Wondama Albert Torey (Saat itu dan sekarang). Karena karir, saya pilih ke Provinsi," tandas pria kelahiran Jembrana 12 Oktober 1955.

Pencapaian yang Ia peroleh sekarang, tidak datang begitu saja. Diakui melalui perjuangan dan kesabaran. Jangan pernah melupakan Tuhan. Itulah kunci kesuksesan. "Hidup saya tidak muluk-muluk. Hanya bekerja dan berdoa," ujar bapak empat anak ini. 

"ke Papua atas ajakan keluarga yang sudah lama tinggal di sana. Dengan harapan dapat pekerjaan. Untuk sukses dan menjadi orang besar, bukanlah impian saya. Yang penting bisa makan dan menabung untuk masa depan. Itu saja. Tinggal disini (Manokwari, Papua Barat) sama dengan di kampung halaman," tutur Made yang dikenal tidak sombong dan rendah diri.

Saya pensiun awal Tahun 2015,"pungkasnya.  

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami