Hari Pertama UN SMP, Pengawas Sita Puluhan HP
Senin, 4 Mei 2015,
19:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Di hari pertama Ujian Nasional (UN) sekolah menengah pertama di Kota Denpasar, masih ditemukan para siswa yang membawa telpon genggam ke ruang ujian. Di salah satu sekolah menengah pertama di Denpasar, pengawas ujian penyita puluhan telpon genggam yang dibawa siswa ke dalam ruang ujian.
Dalam ujian nasional hari pertama dengan mata uji pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 9 Denpasar, pengawas ujian menemukan banyak pelanggaran. Di sekolah ini, pengawas ujian menemukan dan menyita puluhan telpon genggam yang dibawa peserta ujian. Puluhan telpon genggam milik para siswa ini kemudian disita dan diamankan selama ujian berlangsung.
Saat dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMP negeri 9, I Made Arawan/, membantah anak didiknya membawa telpon genggam saat ujian berlangsung. "Pihak sekolah sudah memberitahu kepada siswa bahwa dalam ujian ada larangan untuk membawa telpon genggam,"ujarnya.
Razia telpon genggam terhadap siswa akan terus dilakukan pihak sekolah dan pengawas ujian hingga hari terakhir ujian nasional. Ujian nasional hari pertama di sekolah ini diikuti 408 siswa peserta.
9 Siswa Tidak Ikut UN SMP di Tabanan
Di Tabanan, sebanyak sembilan siswa SMP tidak mengikuti Ujian Nasional (UN) yang digelar mulai Senin (4/5). Dari Sembilan orang tersebut, 2 drop out karena alasan ekonomi, satu orang meninggal dunia, dan yang lain karena sakit.
Hal itu diungkpkan Kadisdikmudpora Tabanan I Putu Santika, disela-sela meninjau UN tingkat SMP kemarin. Dikatakanya dari 6.598, peserta yang terdaftar, setidaknya ada sembilan siswa tidak hadir alias absen. “Dari data kami, ada sembilan siswa yang tidak bisa ikut ujian. Ada yang sakit, berhenti dan ada juga yang meninggal,”terangnya.
Dikatakannya, bagi enam siswa yang absen karena sakit ini akan disiapkan ujian susulan. “Karena sakit, mereka tetap diberikan kesempatan mengikuti ujian susulan,”imbuhnya.
Ia sangat menyayangkan bagi dua siswa yang tidak ikut UN karena drop out. Karena faktor ekonomi dan keluarga. “kedua siswa SMP asal sekolah di kecamatan Baturiti dan Kediri,” terangnya. Pihaknya pun telah melakukan pendekatan kepada kedua orang tua murid tersebut, tapi tetap saja tidak ada perubahan.
Meski pelaksanaan UN SMP hari pertama di Tabanan ada sembilan siswa yang terdaftar sebagai peserta UN tidak bisa mengikuti ujian, namun Santika memastikan untuk pelaksanaan UN di kabupaten Tabanan berjalan kondusif, aman dan lancar. Ini dilihat dari hasil pemantauan di sejumlah sekolah. “Sejauh ini tak ada kendala yang dapat menghambat pelaksanaan UN itu sendiri, kami harapkan hari selanjutnya juga bisa berjalan lancar,”imbuhnya seraya berharap agar UN berlangsung lancar sampai hari terakhir.
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/nod