search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bedah Buku Kuliner Warisan Leluhur Bali di Rotary Internasional
Kamis, 28 Mei 2015, 08:40 WITA Follow
image

ketut pramana

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Rotary Club Seminyak Bali, Rabu (28/5/2015), menggelar acara bedah buku "Resep Kuliner Warisan Leluhur Bali". 
 
Acara bedah buku ini digelar di Trans Hotel, Jalan Sunset Road barat, Seminyak, Kuta. Dalam acara bedah buku yang dihadiri mayoritas warga negara asing ini, penyusun buku, Ketut 'Gogonk' Pramana, memaparkan aneka jenis resep yang dalam buku, mulai bahan masakan, sumber bahan masakan, hingga cara pengolahan bahan makanan menjadi kuliner khas Bali.
 
Dalam pemaparannya, Ketut Pramana menjelaskan proses pembuatan aneka kuliner langka mulai Nyat Nyat Ancruk, Be Capung, Sambel Matah, hingga Urab Don Jepun Bali.
 
Pemaparan ini menarik perhatian para anggota Rotary Club Seminyak. Anggota club yang sebagian besar merupakan warga negara asing, tidak menyangka jika bahan-bahan yang tidak biasa seperti ancruk atau ulat sagu atau daun jepun atau bunga kamboja, bisa diolah menjadi santapan yang lezat.
 
"Presentasi yang disampaikan sangat bagus. Bagi warga asing yang hadir dalam acara ini, sangat penting untuk bisa mengerti tentang makanan asli Bali. Informasi yang kami terima baik itu budaya, resep, bahan makanan, dan cara pengolahannya sangat bagus dan berguna bagi kami," ujar Sekretaris Rotary Club Seminyak Bali, Patrick Van Kampen.
 
Selain memaparkan soal resep kuliner warisan leluhur yang ada dalam buku, Ketut Pramana juga mengajak para anggota Rotary Club yang hadir untuk melihat langsung proses pembuatan makanan yang ada dalam buku, seperti yakni sayur urab don jepun Bali.
 
"Dalam kegiatan ini, selain memaparkan aneka resep kuliner yang ada dalam buku, saya juga sedikit menjelaskan, bahwa beberapa bahan kuliner yang ada dalam buku kini sudah langka, sudah sangat susah di dapat seperti capung, ancruk, dan bahan lain terutama yang hidup di sawah. Ini antara lain disebabkan oleh maraknya alih fungsi lahan di Bali, sehingga beberapa bahan makanan tradisional tersebut menjadi semakin langka,"ujarnya.
Lewat kegiatan bedah buku ini, Ketut berharap kuliner warisan leluhur Bali semakin dikenal oleh masyarakat internasional sehingga tetap lestari dan semakin berkembang. 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami