search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Muhammad Amin, Serdadu ISIS Umur 80 Tahun Asal Tiongkok
Jumat, 5 Juni 2015, 08:55 WITA Follow
image

bbn/ibtimes

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Muhammad Amin, kini berusia 80 tahun, memilih bertempur bersama ISIS di suatu tempat di Suriah ketimbang menghabiskan hari-hari terakhir dalam hidup di kampung halamannya di Propinsi Xinjiang, Tiongkok.
 
Rabu (3/6/2015), wajah tua Muhammad Amin muncul dalam video propagandai ISIS. Ia adalah jihadis tertua, yang terlibat dalam banyak operasi militer, dan pertempuran hebat di Suriah dan Irak.
 
Ia adalah Muslim Uighur, etnis minoritas tertindas secara budaya dan agama serta mulai terdesak pendatang Suku Han di tanah nenek moyang. Ia diwawancarai tim propaganda ISIS di suatu wilayah jihadis.
 
"Saya bergabung dengan ISIS, setelah putra saya tewas dalam pertempuran di Suriah," Amin memulai ceritanya.
 
"Saya tidak sendiri. Empat cucu, putri, dan istri saya, juga bergabung," demikian Amin.
 
Dalam video berkualitas tinggi, Amin juga bertutur tentang situasi di Xinjiang. "Selama lebih 60 tahun saya menyaksikan penindasan Muslim Uighur oleh pemerintah Tiongkok," ujarnya.
 
Menurut Amin, bergabung dengan ISIS adalah hijrah, perjalanan peradaban Rasulullah Muhammad SAW bersama sahabat dari Makkah ke Madinah.
 
Amin tidak menyebut kampung halamannya di Xinjiang secara jelas, dan bagaimana tiba di Suriah. Ia hanya mengatakan perjalanannya sangat keras.
 
Ia mengikuti latihan militer di Suriah, tapi tak diberi tugas tempur karena faktor usia. Setelah sekian lama, Amin mendapatkan keinginannya; bertempur di garis depan bersama serdadu ISIS dari berbagai negara.
 
Ia sering berada di belakang artileri, senapan mesin, atau menembak lawan dari parit pertahanan. Ia seolah tak lelah, kendati bergerak lembat dibanding serdadu lainnya.
 
Bersamanya, terdapat sejumlah anak-anak muda Uighur. Jika tak bertempur, anak-anak ini menyanyikan lagu dalam Bahasa Arab yang memuji syahid. Tidak jarang mereka berteriak memaki pemerintah Tiongkok.
 
"Wahai Tiongkok kafir, kami sedang mempersiapkan diri melawanmu di tanah khalifah," teriak salah satunya.
 
Muslim Uighur lainnya menaikan bendera Turkestan Timur, negeri yang menjadi cita-cita seluruh pemeluk Islam di Propinsi Xinjiang.
 
Video bergeser ke sebuah rumah sakit ISIS di Suriah. Kamera video dibawa masuk. Seorang dokter bermata agak sipit, seorang Muslim Uighur, sedang melakukan tugas non-tempur.
 
Sang dokter berbicara, tapi hanya sedikit. Ia melanjutkan kerja, merawat serdadu terluka.
Di Beijing, pemerintah Tiongkok merespon keras propaganda ini. Mereka tahu apa yang harus dilakukan; memperketat pengawasan terhadap Muslim, tidak hanya di Xinjiang tapi juga di sekujur negeri itu.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami