search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
WNA Asal Amerika Gantung Diri di Denpasar, Sempat Tulis Pesan ke Made dan Komang
Senin, 28 April 2025, 19:10 WITA Follow
image

beritabali/ist/WNA Asal Amerika Gantung Diri di Denpasar, Sempat Tulis Pesan ke Made dan Komang.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Diduga depresi berat, Warga Negara Asing (WNA) asal Amerika Serikat berinisial CLS memilih gantung diri di kamar kontrakannya di Banjar Biaung Gang Sandat Nomor 8, Desa Kesiman Kertalangu, Kecamatan Denpasar Timur, pada Senin 28 April 2025 pagi hari.

Yang menarik, sebelum gantung diri di teralis kamar, pria berusia 75 tahun itu sempat mengirimkan pesan WhatsApp kepada kedua anak angkatnya Dewa Ngurah Sudarsana, alias Made (42), dan Dewa Ngurah Sudarma alias Komang (38).

Pesan WhatsApp itu berisikan permintaan bantuan kepada kedua anaknya untuk datang ke TKP. Ia juga meminta kedua anaknya untuk memanggil Kelian Banjar setempat karena dirinya sudah mati.

Pesan singkat itu dikirim korban kepada kedua saksi Made sekira pukul 04.35 WITA dan kepada Komang sekira pukul 04.49 WITA.

"Pesan korban itu baru dibaca kedua anak angkatnya itu dua jam kemudian. Saat mereka tiba di TKP, korban sudah meninggal," beber Kasi Humas Polresta Denpasar AKP Ketut Sukadi, pada Senin 28 April 2025.

Saat tiba di TKP, kedua saksi melihat di pintu kamar korban ada berisi kertas bertuliskan, "Komang jangan masuk saya sudah mati, panggil orang kelian banjar."

Lantas, kedua saksi memanggil Kepala Dusun Banjar Biaung, Wayan Suana (44) hingga berujung melaporkannya ke petugas Bhabinkamtibmas Desa setempat. Aparat kepolisian Polsek Denpasar Timur dan Polresta Denpasar datang ke TKP.

Di lokasi, Polisi memintai keterangan sejumlah saksi termasuk kedua anak angkat korban (saksi). Dari hasil penyelidikan, kuat dugaan korban bunuh diri dengan cara mengikat leher dan gantung di teralis kamar.

"Tidak ada tanda-tanda kekerasan benda tumpul maupun tajam. Korban diduga stress akibat sakit kanker usus yang dideritanya," ungkapnya.

Menurut AKP Sukadi, di TKP ditemukan beberapa catatan yang diduga ditulis oleh korban yang menyatakan sudah meninggal dunia. Bahkan, ia meminta pengurus rumah untuk menghubungi pihak berwajib.

Selanjutnya, jenazah korban dievakuasi ke RSUP Prof IGNG Ngoerah Denpasar. Keluarga berkordinasi dengan konsulat Amerika untuk proses pemakaman.

Diketahui, korban Chris Lewis Samson tinggal di rumah kontrakan tersebut sudah kurang lebih 11 tahun. Dia tinggal seorang diri. Sementara dua orang saksi sebenarnya adalah orang yang sering membantu korban bersih-bersih dan lainnya.

Catatan redaksi: 

Hidup memang terkadang membuat individu goyah hingga berpikir untuk jalan pintas mengakhiri hidup. Namun percayalah ada jalan keluar yang lebih baik dari kematian. 

Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecenderungan bunuh diri, silakan menghubungi P3B (Pusat Pelayanan Pencegahan Bunuh Diri) Keluarga Compassion Tel: 082335555644, XL: 081999162555, IND: 08587536536

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/spy



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami