search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Atasi Kemacetan Kuta, Pemerintah Perlu Bangun Jalan Layang di Atas Sungai
Selasa, 18 Agustus 2015, 15:20 WITA Follow
image

beritabali.com/file

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Beritabali.com, Kuta. Untuk mengatasi kemacetan di wilayah wisata Kuta, diusulkan pembangun jalan layang di atas sungai. Jalan layang diatas sungai atau Tukad Mati sepanjang 5 kilometer itu diperkirakan menghabiskan dana Rp 1 triliun.
 
Ide itu diungkapkan tokoh asal Kuta, Wayan Puspa Negara di Kuta, Selasa 18 Agustus 2015.
 
"Untuk mengurai kemacetan menuju akses wisata di Kuta, Jalan melayang diatas sungai atau Tukad Mati itu harus segera diwujudkan. Dengan anggaran Rp 1 triliun akan menghasilkan panjang total 5 kilometer dengan lebar sesuai kontur sungai," ucapnya.
 
Menurut mantan anggota DPRD Kabupaten Badung itu, selama ini pariwisata Bali bisa tumbuh tapi tidak didukung infrastruktur. Harusnya pariwisata Bali yang bertumbuh diiringi pertumbuhan infrastruktur yang baik.
 
"Dengan keterbatasan lahan saat ini bisa disiasati dan yang paling bisa digunakan adalah Tukad Mati yang membelah tiga kecamatan Legian, Seminyak, dan Kuta. Jalan layang ini berawal Tagtag seminyak sampai Patasari Kuta," ungkapnya.
 
Pembangunan di atas tanah, sambung Puspa Negara, akan cenderung merusak matra ruang dan tata ruang. Untuk mendukung cepatnya terwujud jalan layang sebagai alternatif pengurai kemacetan, Puspa Negara meminta pemerintah perlu mempercepat dan langkah komprehensif.
 
 
"Kelebihan Tukad Mati berada dalam urat nadi sektor pariwisata di Kuta. Dengan membangun jalan layang di tukad mati sehingga tidak perlu membeli lahan. Sungai juga bisa alat transportasi seperti di negara venesia yang memakai transportasi jenis gondola," jelasnya.
 
Puspa Negara mengkritik pemerintah jika selama ini jarang melakukan terobosan futuristik atau masa depan yang mengikuti teknologi, dan hanya mengandalkan pemikiran konvensional. Selain itu, pemerintah selama ini researh and development sangat lemah sehingga infrastrukturnya juga lemah.
 
"Pemerintah tidak pernah memikirkan infrastruktur monumental. Memikirkan saja belum pernah, apalagi melakukan pembangunan yang baik dengan mempertimbangan budaya dan adat istiadat setempat.
 
Untuk mewujudkan jalan layang ini, Ia berharap para budayawan dan agamawan bisa duduk bersama untuk ikut memberikan infrastruktur jalan layang apa yang cocok diterapkan di Bali.
 
"Tinggal diatur dengan para ahli. Jalan di Bali yang cocok saat ini adalah jalan lingkar Bali dibuat melayang dengan keterbatasan lahan. Jalan layang diatas sungai bisa dibuat dengan catatan tidak merusak aliran sungai. Mungkin dibentuk bersisik seperti naga sehingga juga menjadi daya tarik wisata Bali," pungkasnya.[bbn/dws]

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami