Dirancang Modern, Alkes RS Bali Mandara Butuh Dana Rp 400 Miliar
Selasa, 27 Oktober 2015,
10:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, Rumah Sakit Bali Mandara yang saat ini tengah dalam proses pembangunan, dari sisi pelayanan dan penggunaan peralatannya dirancang menggunakan sistem modern.
"Rumah sakit ini 'integrated', jadi bukan terdiri dari gedung-gedung yang jauh-jauh. Ini sudah dilakukan studi yang komprehensif mengenai sistem pelayanan rumah sakit yang modern, sehingga benar-benar 'integrated' di sana," kata Pastika, di Denpasar, Senin (26/10/2015).
Menurut dia, kalau masih ada pasien yang "wara-wiri" didorong bawa infus dan pasien yang harus membawa hasil rontgen kemana-mana, bukanlah mencerminkan sistem pelayanan RS yang modern.
"Itulah bedanya nanti, RS ini (RS Bali Mandara) modern, artinya menganut sistem peralatan modern," ucapnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Pastika mengatakan dibutuhkan anggaran untuk pengadaan alat kesehatan (alkes) hingga Rp 400 miliar.
Pemprov Bali, ucap dia, sebelumnya sudah sempat meminta kepada pemerintah pusat untuk membantu pengadaan alat kesehatan dan dijanjikan akan mendapatkan dana dari APBN Rp 150 miliar.
"Sudah disepakati sebagian oleh Bappenas, tetapi belum oleh Kementerian Kesehatan. Kalau memang sudah bisa dipastikan sebagian oleh APBN, maka sisanya harus disiapkan APBD," ujar Pastika.
Di sisi lain, mantan Kapolda Bali itu mengatakan pertengahan tahun 2016 akan dimulai proses mendesain berbagai jenis kamar di RS Bali Mandara. Dia mengingatkan bahwa ketika mulai mendesain kamar, terutama kamar operasi, ruang rontgen dan sebagainya tentu harus disesuaikan dengan alat kesehatan yang dipasang.
Sedangkan untuk manajemen pengelolaan RS yang berlokasi di Jalan By Pass Ngurah Rai, Denpasar, itu akan menggunakan sistem lelang dengan mengundang berbagai pihak.
Pastika menambahkan untuk layanan pengobatan penyakit yang akan menjadi unggulan di RS Bali Mandara hingga saat ini belum diputuskan.
"Kita harus ada survei pasar dulu, apakah ini cenderung untuk pengobatan penyakit degeneratif ataukah penyakit-penyakit yang lain, misalnya anti-aging, jantung, ginekolog, dan sebagainya. Itu belum kita tentukan," ucapnya. [bbn/hms]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/eng