search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Roh Gentayangan, Kuburan Massal Korban G30S PKI Dibongkar dan Diaben
Kamis, 29 Oktober 2015, 21:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Setelah sering terjadi kejadian aneh dan sulit diterima akal sehat selama bertahun-tahun, akhirnya warga Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, menggelar Ngaben Mamungkah (Menggali tulang belulang untuk dibakar) terhadap korban tragedi G30S/PKI tahun 1965 silam.
 
Dalam pembongkaran tulang belulang pada Kamis (29/10/2015) tersebut, diawali dengan upacara membangunkan dengan upacara tertentu selanjutnya dilakukan pembongkaran kuburan yang berada di tengah jalan aspal hotmik di Banjar Masean Tepatnya depan SDN 3 Batuagung. 
 
Pembongkaran tersebut dimulai dari pukul 08.00 Wita sampai pukul 12.00 Wita. Setelah tulang belulang ditemukan, dikumpulkan lalu diupacarai dengan di geseng (bakar) di kuburan Desa Dangin Tukadaya dan selanjutnya dilarung (Anyud) di pantai Desa Yehkuning. 
 
“Tujuan pengabenan ini adalah untuk menyucikan roh kesembilan korban, agar mendapat tempat yang layak. Selain itu juga bertujuan membersihkan leteh atau kekotoran secara niskala di wewidangan (wilayah) banjar setempat. Ini berkaitan dengan kepercayaan arwah para korban yang masih gentayangan,” katanya
 
 
Lebih Lanjut, Mantra mengatakan, menurut saksi yang masih hidup, dalam kuburan ini terdapat 11 jasat eks anggota PKI, yang terdiri dari sembilan warga lokal dan dua orang warga pendatang. Namun kini kuburan tersebut tinggal sembilan orang karena yang dua orang sudah dibongkar dan diaben pihak keluarganya pada tahun 1984 silam. 
 
“Sehingga sekarang masih tersisa 9. Namun dua orang diantaranya tidak diketahui dimana asal dan keluarganya siapa. Tapi menurut saksi katanya korban bernama Pugig dan Wayan Dandra  asalnya dari Lelateng dan Pandak,” katanya.
 
Menurut Ida Bagus Kerende (90) saksi hidup adanya kuburan korban G30SPKI tersebut, peristiwa itu terjadi sekitar 50 tahun silam setelah perintiwa G30S/PKI di Jawa. Adapun orang-orang yang dibunuh saat itu bernama  Ida Bagus Kade Putra, Ida Bagus Komang Suja, Ida Bagus Putu Sedana, I Gusti Putu Wira, Gusti Putu Sandra, Gusti Kade Oka, Ketut Sundia yang semuanya ini adalah warga Banjar Masean. Sementara dua orang lagi dikatakan orang asal Desa Pandak dan Kelurahan Lelateng yakni, Pugig dan Wayan Dandra.[bbn/suaradewata]

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami