Kawasan Candidasa Merintis Pendokumentasian Desa oleh Warganya
Senin, 16 November 2015,
09:17 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Beritabali.com, Candidasa. Kawasan Candidasa termasuk dalam rencana Kawasan Konservasi Perairan Kabupaten Karangasem yang akan dicadangkan. Warga diharapkan turut terlibat mengelola dan menentukan arah perancangan tata ruang lautnya. Selain itu juga mendokumentasikan secara mandiri potensi dan tantangan yang akan muncul.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Desa Sengkidu dan Bugbug dalam Pelatihan Kelas Jurnalisme Warga Kawasan Candidasa yang berakhir Minggu, 15 November 2015. Dihadiri oleh belasan peserta dari tiga desa yakni Sengkidu, Bugbug, dan Ngis. Peserta dari berbagai latar belakang seperti peternak, ibu rumah tangga, guru, staf desa, mahasiswa, kelihan banjar dinas, dan lainnya. Pelatihan ini dilaksanakan Sloka Institute, Conservation International Indonesia, AJI Denpasar.
“Ini peluang untuk mulai mendokumentasikan desa. Hasilnya untuk kepentingan publik. Apalagi warga adalah pengelola kawasan. Walau bukan pekerjaan kita, kalau senang bisa menambah ilmu untuk memajukan daerah,” kata I Nyoman Wage, pejabat Perbekel Sengkidu. Pria kelahiran 1958 ini dulu adalah juru penerang dan bertugas menyampaikan informasi ke warga. “Ilmu ini baik sekali tapi harus tindak lanjutnya agar tak diam di tempat,” lanjutnya.
I Nyoman Dauh, pejabat Perbekel Desa Bugbug menambahkan sekarang ini pembuatan dan penyampaian informasi lebih mudah karena ada internet. “Desa menjadi jejaring Kawasan Konservasi Perairan, warga harus memberi informasi sebanyaknya mengenai kondisi daerahnya,” papar Dauh. Karangasem akan melakukan pemilihan serentak Perbekel yang sudah usai masa baktinya pada April 2016. Sekitar 40 perbekel baru akan dipilih langsung oleh warga.
Perwakilan Dinas Kominfo Kabupaten Karangasem Putu Widiadnyana mengatakan karya jurnalis warga ini juga bisa dimasukkan ke website Pemkab Karangasem.
Hanggar Prasetio dari Conservation International Indonesia menjelaskan Bali masuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Candidasa termasuk KSPN Tulamben. “Ketika investor datang, masyarakat yang mengatur. Salah satunya melalui jurnalisme warga. Pemerintah bisa update dan pemerintah tahu dan ditindaklanjuti,” katanya. Salah satu keistimewaan Candidasa adalah tempat satu-satunya penemuan jenis Karang Jepun di Indonesia.
Warga memotret dengan ponselnya dan membuat liputan sesuai keinginan. Sejumlah topik yang dibuat adalah pengelolaan Bukit Asah di Bugbug, Pantai Pasir Putih atau Virgin Beach, kondisi nelayan saat ini di Candidasa, pengerajin anyaman ate, abrasi, dan lainnya. “Bukit Asah makin terkenal dan sekarang mulai diincar banyak investor,” seru Enra, salah seorang warga dari Bugbug yang menulis desanya.
Perda No. 16 Tahun 2009 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi Bali Tahun 2009-2029 menyebut provinsi Bali adalah satu kesatuan ekosistem pulau kecil yang mencakup ruang daratan, laut dan udara. Dan oleh karenanya Pulau Bali harus dikelola berdasarkan pada prinsip-prinsip “Satu Pulau, Satu Perencanaan dan Pengelolaan,” serta kearifan lokal khas Bali seperti “Nyegara Gunung” dan “Sad Kertih.” Salah satu tujuannya adalah demi mewujudkan keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah di tingkat provinsi maupun Kabupaten/kota untuk melindungi dan mencegah dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan dan budaya Bali.
Salah satu imbas dari desentralisasi adalah masih buruknya koordinasi antar kabupaten/kota. Beberapa ketidakselarasan antar pemerintah daerah meliputi perizinan, pemanfaatan hingga pengawasan. Dalam konteks pengelolaan KKP, sebagai solusi preventif dari ketidakselarasan tersebut, maka diperlukan sebuah Jejaring KKP yang dapat berperan untuk memfasilitasi masing-masing daerah di Bali dalam menyelaraskan semua upaya-upaya terkait. [bbn/rls/*]
Berita Karangasem Terbaru
Reporter: bbn/rls